Mengenal Lebih Dekat Muhammad Kadafi, Politisi dan Pengusaha Muda PKB Multitalenta

| Rabu, 28/08/2019 08:02 WIB
Mengenal Lebih Dekat Muhammad Kadafi, Politisi dan Pengusaha Muda PKB Multitalenta DPR RI terpilih dari PKB, Muhammad Kadafi (dok kupastuntascom)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Dr. H. Muhammad Kadafi, SH., MH., lahir di Aceh Besar 8 Oktober 1983 adalah putra keempat dari pasangan H. Rusli Bintang dan Hj. Rasnati Syech. Ia menghabiskan masa kecil di Aceh yakni bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Aceh dan belajar di Pondok Pesantren Babun Najah Aceh lulus 1995. Setelah mendapat bekal ilmu agama cukup, ia masuk ke SMP N 1 Banda Aceh sembari tetap mengaji di pon-pes Babun Najah.

Setelah lulus SMP, Ia kemudian ikut merantau dan ditempa masa remajanya diperantauan di Kota Bandar Lampung dengan bersekolah di SMA N 9 Bandar Lampung, dan kemudian mukim di lampung.

Meraih gelar sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung (Unila) pada 2006, sebagai lulusan terbaik. Serta menggondol gelar Magister Hukum diprogram Pascasarjana Unila pada 2009. Tak berhenti sampai disitu, Kadafi kemudian lanjut program doktor ilmu hukum di Universitas Diponegoro (Undip) dan meraih gelar doktor pada 2015.

 

Dari Pembalap menjadi Rektor

Kadafi remaja punya hobby dengan andrenalin tinggi, karena mempertaruhkan nyawa setiap saat. Kejelian, fokus, konsistensi, kedisiplinan, banyak dipengaruhi dari attitude ketika jaman balap. Bagaimana harus olah raga setiap hari karena kondisi badan harus selalu fit, akurasi ketepatan hitung di lapangan, keberanian untuk menyalip adalah kunci sukses seorang pembalap.

Puncak prestasi adalah menjadi salah satu pembalap Indonesia untuk Asia Tenggara di Thailand dengan sponsor Yamaha. Maka tak heran jika biaya pernikahan, resepsi, sepeserpun tidak minta ke orang tua karena Kadafi remaja sudah mengumpulkan pundi-pundi uang dari sponsor hasil balapnya. Bahkan waktu itu, sudah bisa membeli mobil dengan kocek sendiri, hasil keringat dari balap motor.

Ulet, pekerja keras, nekat,  pantang menyerah, disiplin, mandiri, bernyali, itulah gambaran dari sosok kadafi sejak remaja.

Pada 2010, pria ganteng ini diangkat sebagai Rektor. Pada awal menjadi rektor ia menerima amanat untuk meningkatkan kualitas, ketika itu baru satu prodi yang terakreditasi B dari 15 prodi yang ada di Universitas Malahayati.

Kadafi menjawabnya dengan langkah strategis dan berani. Dimulai dengan membedah semua aturan dan kebijakan Universitas Malahayati, lalu membuat sejumlah perubahan dan pengembangan, salah satunya adalah menerapkan lelang jabatan.

Ternyata kebijakan lelang jabatan itu mempengaruhi perkembangan Universitas Malahayati. Seluruh pemangku kebijakan di kampus berlomba-lomba meningkatkan kapasitas dan kualitas disetiap bidang yang menjadi tanggungjawabya.

Dampaknya sangat positif, pola lelang jabatan menghidupkan iklim akademik, sehingga tenaga pengajar berada dalam suasana persaingan yang sehat dalam Tri Darma Perguruan Tinggi.

Dalam tempo tujuh tahun, Kadafi merubah kampus secara signifikan. Sejak 2007, dari 15 prodi itu 12 diantaranya sudah terakreditasi B, jadi penambahan 11 prodi yang meningkat akreditasinya, bahkan Universitas Malahayati pun terakreditasi B.

Universitas Malahayati meraih akreditasi tertinggi diantara perguruan tinggi swasta di Wilayah Kopertais II yang mencangkup Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu dan Kepulauan Bangka Belitung. Kadafi juga tengah mempersiapkan beberapa prodi akan terakrefitasi A di tahun 2019 ini.

 

Dari Rektor ke Presiden Direktur PT. Pertamina Bintang Amin-RSPBA

Sukses memimpin perguruan tinggi dalam waktu bersamaan, tangan dingin Kadafi juga mampu merubah wajah Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin dan menjadikan rumah sakit tersebut bintang 5 parpurna. Di mana di RS tersebut Kadafi adalah pimpinan tertingginya.

Sebagai Presdir RS. Pertamina Bintang Amin-RSPBA, meskipun secara operasional dibantu Direktur Umum, Wakil Direktur, dan staf-staf yang lain, namun Kadafi tidak mau berpangku tangan.

Keilmuannya memang di bidang hukum, akan tetapi kemampuan manajerialnya tidak diragukan lagi, Kadafi mampu melakukan kepemimpinan gagasan, kepemimpinan gerakan, dan kepemimpinan moral dalam memimpin dan mengembangkan RS. Pertamina Bintang Amin.

Tak canggung-canggung Anak muda yang rupawan ini, mengecek dan mendatangi langsung pasien hampir setiap minggunya untuk memastikan bahwa pelayanan yang dilakukan memuaskan pasien. Selain itu juga, untuk mendengarkan keluhan, kritik, masukan, untuk pelayanan yang lebih baik lagi.

Tak heran jika RS. Pertamina Bintang Amin berkat kerja sama semua karyawan, yang memang sudah dianggap Kadafi sebagai keluarga sendiri, dan RS juga bagian dari milik mereka yang harus dijaga, rasa kepemilikan bersama inilah modal utama keberhasilan RS. Pertamina Bintang Amin.

Operasi katarak, bibir sumbing, hernia, pengobatan gratis, dan sunnatan massal adalah kegiatan sosial yang dilaksanakan setiap tahunnya. Semua dokter, tenaga medis yang lain, karyawan, bahu membahu melaksanakan kegiatan sosial itu dengan tanpa pamrih.

Kadafi tak sungkan terjun langsung berbaur dengan para dokter, tenaga medis, karyawan, dan masyarakat yang mengikuti kegiatan sosial tersebut.

 

Dari Presdir RS. Pertamina Bintang Amin Jadi Pengusaha Sukses

Berhasil memimpin kampus, rumah sakit, putra mahkota keluarga Bintang ini secara bersamaan pula terjun sebagai pengusaha.

Tempaan Ayahandanya yang keras, disiplin, religius, dengan melatih Kadafi remaja menjadi kasir kantin kampus, sangat berbekas dalam diri Kadafi menjadi seorang pekerja keras dan ulet.

Memimpin beberapa unit usaha secara mandiri di luar kampus dan rumah sakit, pergaulan Kadafi semakin luas sehingga dipercaya sebagai Ketum HIPMI Propinsi Lampung 2014-2017. Pada masanya, HIPMI Lampung menjadi salah satu HIPMI terbaik se-Indonesia.

Sukses memimpin HIPMI, Kadafi didaulat menjadi Ketua Umum KADIN Lampung, organisasi paling bergengsi dan prestisius di dunia usaha. Dan Kadafi merupakan Ketum KADIN tingkat propinsi termuda se-Indonesia.

Enam bulan memimpin KADIN Lampung, KADIN Lampung menjadi 6 KADIN terbaik se-Indonesia, dan mendapat prioritas untuk membentuk KAD (Komite Advokasi Daerah), lembaga yang dibentuk KPK di daerah dalam rangka pencegahan korupsi di sektor swasta.

Selain itu juga, Kadafi menjabat sebagai Pembina Pengusaha Pancasila periode 2017-2021, Dewan Pakar Aliansi Pedagang Padar Propinsi Lampung periode 2015-2020, Ketua Pembina HIPMI Propinsi Lampung, 2017-2020 serta Ketua HKSN Propinsi Lampung, 2017.

 

Berkhidmat untuk Umat

Lahir sebagai bagian dari keluarga ulama di Aceh dan besar dilingkungan pondok pesantren, Kadafi tidak melupakan berkhidmat untuk perjuangan akidah.

Buya KH. Ali Akbar Marbun, pengasuh Pon-Pes Al-Kautsar Al-Akbar, Medan, Sumatera Utara yang merupakan satu-satunya ulama dari Sumatra yang menjadi anggota akhwa dalam muktamar NU ke-33 di Jombang adalah masih paman Kadafi.

Wajar jika kadafi ikut berkhidmat di NU dengan menjadi Ketua Koordinator Perguruan Tinggi NU Indonesia (PP LPTNU) periode 2015-2020. Kemudian Wakil Ketua PWNU Lampung 2018-2023.

Kedekatannya dengan para ulama tidak diragukan lagi, pembawaannya yang santun, takdim dengan para sesepuh dan ulama, menjadikan Kadafi sebagai anak muda yang disenangi para kyai dan ulama. 

Wajar jika kadafi mendapat julukan ‘Santri Millenial’. Muda, santun, sukses, religius, dan hormat serta takdim dengan para ulama. Bahkan 2018 yang lalu, Kadafi dipercaya sebagai Ketua Hari Santri Nasional Propinsi Lampung.

Selain di NU, Kadafi juga menjabat sebagai Dewan Pertimbangan MUI Propinsi Lampung, 2016-2021.

 

Abang Bagi Ribuan Adik Yatim

Kunci kesuksesan Keluarga Bintang barangkali salah satunya adalah do`a dari para anak yatim dan janda yang ditinggal mati suaminya.

Rusli Bintang, Ayahanda Kadafi adalah seorang yatim di usia setamat SLTA, adiknya 7, 8 dengan ibunya, 9 dengan Rusli Bintang muda.

Rusli Bintang muda harus bekerja keras banting tulang pagi, siang, malam, karena beliau adalah tulang punggung keluarga untuk 8 orang, adik dan ibunya. Pagi sampai sore menjadi buruh bangunan. Habis Isya` sampai jam 12 malam meminggul pasir dari sungai ke atas sungai. Hal itu dilakukan bertahun tahun demi menghidupi keluarga.

Puncak keprihatinan kehidupan keluarga beliau adalah ketika adik yang nomor 3 meninggal dunia belum genap satu tahun ayahnya meninggal. Rusli Bintang muda sangat terpukul atas meninggalnya adik beliau, sehingga konon Rusli Bintang muda berdo`a dan berjanji kepada Allah, kalau Allah SWT memberikan rizki lebih dan kesuksesan kepadanya jangan sampai ada anak yatim yang susahnya sepertinya.

Do`a itu ternyata diijabah Allah, Rusli Bintang menjadi orang yang sukses di Aceh. Mulai dipercaya sebagai mandor, agen semen tingkat kampung, terus berkembang menjadi kontraktor, hingga kemudian menjadi milyader di Aceh.

Setelah berhasil menjadi milyader, Rusli Bintang menunaikan janjinya kepada Allah dengan mendirikan Pon-Pes Babun Najah dan Universitas Abulyatama Aceh.

Kalau tidak karena kuasa Allah SWT, hampir mustahil seorang yang hanya lulusan SMA dan yatim bisa berhasil memiliki 4 perguruan tinggi, (Universitas Malahayati Bandar Lampung, Universitas Batam, Universitas Abulyatama Aceh, Institut Kesehatan Indonesia Jakarta). Dari 4 perguruan tinggi tersebut tiga diantaranya ada Fakultas Kedokterannya dan merupakan jurusan favorit.

Selain itu, Rusli Bintang juga berhasil membangun 3 rumah sakit. Rumah Sakit Pertamedika Umi Rosnati Aceh, Rumah Sakit Hj. Bunda Halimah Batam, Rumah Sakit PT. Pertamina Bintang Amin Lampung. Dan Pondok pesantren dan perguruan tinggi tersebut mengratiskan untuk anak yatim berprestasi.

Keistiqomahan itu masih terus dijaga hingga hari ini, menyantuni adik-adik yatim setiap bulannya hingga akil baligh. Ibu yatim yang berhasil mendidik anaknya dan berprestasi diberikan reward umroh setiap tahunnya.

Bang Dafi begitu panggilan akrab Kadafi dari adik-adik yatim, setiap Ramadhan tiba akan berkeliling ke rumah-rumah adik yatim satu persatu, untuk bersilaturrahmi, mengecek kondisinya secara langsung, dan melihat potensi ekonomi yang bisa dibantu.

Ada kurang lebih se-Indonesia 9.000 adik yatim di bawah naungan Yayasan Alih Tekhnologi Universitas Malahayati, untuk Lampung berkisar 3000-an.

 

Burung Kicau-nya Ditawar Presiden Joko Widodo

Di sela-sela kesibukannya menjadi Rektor, Presdir RS. Pertamina Bintang Amin, Ketum KADIN, Wakil Ketua PWNU, dan jabatan lainnya, Kadafi masih menyempatkan diri untuk menyisakan waktu mengeluti hobinya, yakni Burung Bicau.

Kadafi adalah Ketua Umum Persatuan Burung Kicau BNR Indonesia 2016-2020. Ini merupakan organisasi burung kicau tingkat nasional.

Kadafi berpedoman hobi burung kicau ini dilandasi nawaitu untuk menjaga hubungan baik dengan alam, iklim dunia semakin rusak, global warming sangat luar biasa dampaknya bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di bumi, dengan merawat burung kicau berarti turut serta menjaga kestabilan ekosistem dunia. Sehingga ini adalah ikhtiar untuk menjaga hubungan baik dengan alam, yakni Hablu minnal Alam. Selain hablu minnallah, dan hablu minnanas tentunya.

Dalam lomba burung kicau piala Presiden Cup di Istana Bogor, tak tanggung-tanggung burung kicau Kadafi ditawar oleh Presiden Jokowi dengan harga ratusan juta rupiah tapi tidak diberikan karena memang tidak dijual.

 

Mengabdi untuk Lampung, Tak Melupakan Aceh

Meski bermukim di Lampung, akan tetapi Kadafi tidak melupakan Aceh. Minimal setiap bulannya, Kadafi menyempatkan ke Aceh karena memang Kadafi juga penasehat yayasan di sana.

Selain itu, Kadafi didaulat sebagai Ketua Pembina Masyarakat Lampung Asal Aceh 2017-2022. Ada sekitar 20 ribuan orang asal Aceh yang sudah menetap tinggal di Lampung yang menyebar di 15 kab/kota di Lampung. Sebagai Ketua Pembina, Kadafi selalu menyempatkan hadir diacara acara yang digelar keluarga Aceh Lampung.

 

Terjun ke Parlemen Lewat PKB

Sukses menjadi Rektor, Presdir RS. Pertamina Bintang Amin, Ketum KADIN Provinsi Lampung, memimpin usaha keluarga, memimpin usaha sendiri, berprestasi dalam memimpin berbagai organisasi, berkontribusi nyata untuk perjuangan umat, Abang bagi ribuan adik yatim, Kadafi adalah anak muda yang berprestasi dan multitalenta.

Kadafi tak berlebih jika dikatakan sebagai figur pribadi yang lengkap, ‘Santri’ (Wakil Ketua PWNU), ‘Saudagar’ (Ketua Umum KADIN), ‘Intelektual’ (Rektor Universitas Malahayati), dan sebentar lagi sekaligus sebagai seorang politisi.

Abang dari ribuan adik yatim dan Bapak bagi ribuan karyawan ini, bismillah nawaitu mewakafkan diri untuk perjuangan yang lebih luas yakni terjun ke dunia politik.

Kadafi merupakan salah satu calon anggota DPR RI dari Dapil Lampung I yang meliputi Bandar Lampung, Lampung Selatan, Metro, Pringsewu, Pesawaran, Tanggamus, Pesisir Barat, Lampung Barat, dari PKB dengan nomor urut 2.

Bagi Kadafi, politik adalah menukil dari kitab ahkamussulthoniyah, karangan Imam al Mawardi dan Ihya Ulumuddin Karangan Imam al Ghazali.

"Politik adalah usaha usaha perbaikan umat manusia menuju keselamtan dunia dan akhirat".

Bagi Kadafi, terjun ke gelanggang politik merupakan ruang pengabdian yang lebih luas untuk masyarakat, dan bukan mencari pekerjaan. Parlemen hanya sebagai wasilah medan perjuangan umat, agar kebijakan yang lahir dari sana membawa kemaslahatan yang lebih besar untuk umat.

Bergabungnya kaum muda, seperti Muhammad Kadafi ini tentu disambut baik oleh Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar. Apalagi Sekretaris Jenderal DPP PKB juga merupakan tokoh muda, Muhammad Hasanuddin Wahid. Kira-kira, semakin banyak kaum muda bergabung, PKB akan semakin cepat membela dan mensejahterakan rakyat serta menghantarkan Ketumnya Gus Muhaimin menjadi Capres 2024 mendatang.

Di PKB juga, Gus Muhaimin menunjuk Muhammad Kadafi sebagai Sekretaris Bidang Kesehatan, Perlindungan Anak dan Difable di Kepengurusan DPP PKB periode 2019-2024.

Tags : Muhammad Kadafi , NU , PKB ,

Berita Terkait