Terima Kunjungan Dubes Tunisia, Kiai Said Jelaskan Kekuatan Indonesia

| Kamis, 14/11/2019 21:37 WIB
Terima Kunjungan Dubes Tunisia, Kiai Said Jelaskan Kekuatan Indonesia Dubes Tunisa untuk Indonesia Riadh Dridi dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU. (foto: NU Online)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Guna mendukung hubungan persaudaraan yang sudah terjalin, Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Riadh Dridi mengunjungi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Kamis sore, 14 November 2019.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menemuinya langsung.   Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said menyampaikan bahwa Indonesia memiliki keunikan yang terpisah dari negara-negara lainnya. Pasalnya, Negeri Zamrud Khatulistiwa ini memiliki satu sistem struktur dengan organisasi masyarakat, seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Nahdlatul Wathan, dan sebagainya.  

“Bukan partai politik, bukan pula dasar kesukuan. Anggotanya dari segala macam suku dan dari beragam partai, ” kata Kiai Said  kepada Riadh.

Kiai Said menjelaskan bahwa pihaknya mengingatkan para anggotanya yang menjadi pejabat, termasuk di dalamnya, jika mereka melakukan tindakan di luar pengadilan. Pun, katanya, jika dia salah, para kiai di pesantren bisa mengingatkannya.

“Misal anggota menyetujui salah, saya ingat. Saya salah, kiai-kiai ingatkan saya, ” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.  

Sebab, jelasnya, NU memiliki ribuan pesantren dan masjid yang tersebar di seluruh Indonesia. Satu pesantren saja di Jawa Timur, katanya, memiliki santri hingga belasan ribu.  

Kekayaan NU juga dengan tergabungnya 45 tarekat sufi dalam jamiyah yang didirikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy`ari ini. Sementara di beberapa negara Islam lainnya tak terhitung di Indonesia. Di Mesir, misalnya, hanya ada 14 tarekat saja.  

Di samping itu, Islam di Indonesia juga dibangun dan moderatisme, tidak tekstualis seperti di Arab sana. Semangat menyenangkan itu diteladankan langsung oleh para pendiri Indonesia dengan menerima simpanan tujuh kata pada Piagam Jakarta. Adalah KH. Abdul Wahid Hasyim dengan meminta petunjuk, KH. Hasyim Asy`ari, sosok di depan yang menerima hal tersebut sesuai kebersamaan, gabungan, dan keutuhan Indonesia.   Maka, Kiai Said dengan tegas menyatakan tidak ada Nahdliyin yang radikal.

"Tidak ada yang memberitakan kami yang radikal," katanya.  

Lagi pula, Al-Qur`an juga hanye menyebut umat moderat. Tidak ada, katanya, umat Islam dalam Al-Qur`an, atau umat Arab. Hal tersebut menunjukkan Muslim dan bangsa ini harus menunjukkan kualitasnya.  

Sementara itu, Riadh Dridi juga menyampaikan bahwa menyambutnya ke PBNU adalah dalam rangka menguatkan Inggris kedua negara dengan semangat tolong menolong atas kesenangan.  

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum PBNU H Muchammad Ma`shum Mahfoedz dan Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) H Ahmad Sudrajat.

 

Tags : PBNU , Said Agil Siroj , Dubes Tunisia

Berita Terkait