Diskusi Reboan PKB: PISA, Literasi dan Urgensi Road Map Bonus Demografi

| Selasa, 10/12/2019 16:20 WIB
Diskusi Reboan PKB: PISA, Literasi dan Urgensi Road Map Bonus Demografi Diskusi Reboan DPP PKB (foto: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) akan menggelar diskusi Reboan dengan menghadirkan para pakar literasi, akademisi dan politisi Senayan seperti Nirwan Ahmad Arsuka dan Toto A. Soefijanto dan Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, No 9, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 11 Desember 2019.

Acara yang mengangkat tema ‘PISA, Literasi dan Urgensi Road map Bonus Demografi’ ini sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian Programme for International Student Assesment (PISA) 2018 yang diluncurkan pada tanggal 3 Desember 2019. Dimana Skor Indonesia pada penilaian utama kecakapan membaca (371), matematika (379) dan sains (396) menurun.

Perkembangan prestasi (literasi) Indonesia sejak mengikuti studi PISA menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan membaca menurun pada tahun 2003 kemudian meningkat pada tahun 2006 dan selanjutnya berkembang secara monoton atau mendatar,” kata panitia acara Diskusi Reboan, Billy Aries kepada radarbangsa.com, Selasa 10 Desember 2019.

Menurutnya, berdasarkan hasil penelitian PISA, kemampuan Matematika cenderung naik turun secara tidak signifikan. Kompetensi sains berkembang secara merata atau stagnan. Peningkatan literasi siswa kurang menggembirakan atau tidak terjadi peningkatan. Dimana skor Indonesia hanya 396. Nilai tersebut masih jauh dari nilai tertinggi di atas 600. Dengan skor itu, Indonesia menduduki peringkat ke 6 terendah di Dunia.

“Mencermati dan mendiskusikan hasil PISA amatlah menarik,” jelasnya. 

Selain hasil PISA ini, kata Billy, rendahnya literasi di Indonesia juga menarik untuk ditelaah dan didiskusikan. Data dari perbagai lembaga menunjukkan bahwa: Kondisi perpustakaan sekolah jauh dari memadai.

“Rendahnya Literasi kita dan rendahnya skor PISA merupakan alarm serius terhadap dunia pendidikan kita. Hal ini menjadi puncak fenomena gunung es problem pendidikan dan rendahnya literasi di negara kita,” tambahnya.

Padahal disaat bersamaan, lanjut Billy, Indonesia sedang berada dalam “jendela kesempatan” memanfaatkan bonus demografi. Bunus demografi yang seharusnya bisa mendatangkan profitabilitas ekonomi dan sosial, akan menjadi bencana jika kita gagal menyediakan kwalitas pendidikan yang baik dan lapangan pekerjaan yang cukup.

“Dengan diskusi ini, kami berharap adanya rekomendasi kebijakan untuk mengatasi rendahnya literasi bangsa Indonesia dan mendorong para pihak menginisiasi road map pengelolaan potensi bonus demografi di Indonesia,” tukasnya.

Tags : Diskusi Reboan , PKB , Literasi , Demografi

Berita Terkait