Suplai Obat ARV Untuk HIV Menipis Akibat Penyakit Covid-19

| Kamis, 09/07/2020 17:50 WIB
Suplai Obat ARV Untuk HIV Menipis Akibat Penyakit Covid-19 Obat - Obatan (Doc: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Sebanyak 73 negara telah mengumumkan bahwa mereka berisiko kehabisan Obat Antiretroviral (ARV) untuk penanganan penyakit Human Immunodeficiency Virus, (HIV). Hal ini diakibatkan semakin meningkatnya kebutuhan obat yang juga berjenis ARV untuk pasien COVID-19.

Sebelumnya, dalam survei WHO tahun 2020 dilaporkan sebanyak 24 negara di dunia memiliki persediaan ARV yang sangat rendah atau terkendala untuk mensupplai pasokan obat-obatan HIV.

“Pada 2019, sekitar 8,3 juta orang mendapat manfaat dari ARV di 24 negara yang sekarang mengalami kekurangan pasokan, ini mewakili sekitar sepertiga (33%) dari semua orang yang memakai ARV secara global.” kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan resmi, Selasa 7 Juli 2020.

Dalam survey tersebut WHO dan UNAIDS sempat mencatat negara yang terkendala ke akses ARV selama 6 bulan saja dapat menyebabkan peningkatan kematian pasien HIV dua kali lipat.

“Walaupun tidak ada obat untuk HIV, ARV dapat mengendalikan virus dan mencegah penularan seksual selanjutnya ke orang lain,” tambahnya.

Menurut data yang dirilis baru-baru ini oleh UNAIDS dan WHO, infeksi HIV turun 39% antara tahun 2000 dan 2019. Kematian terkait HIV juga turun 51% selama periode waktu yang sama, dan sekitar 15 juta jiwa diselamatkan melalui penggunaan terapi ARV

“COVID-19 berisiko memperburuk situasi,” jelasnya.

Dr. Tedros menyebut bahwa kondisi ini sangat memprihatinkan, menurutnya negara-negara dan mitra pembangunannya harus segera melakukan semua yang mereka bisa untuk memastikan bahwa penderita HIV harus terus bisa mengakses ARV.

“Kita tidak bisa membiarkan pandemi COVID-19 memperburuk dunia medis dalam menangani penyakit HIV,” ungkapnya.

 

Tags : HIV , COVID-19 , ARV

Berita Terkait