Cegah Stunting, Legislator PKB Bangkitkan Kesadaran Konsumsi Makanan Berkualitas

| Rabu, 23/06/2021 17:22 WIB
Cegah Stunting, Legislator PKB Bangkitkan Kesadaran Konsumsi Makanan Berkualitas Anggota Komisi IV DPR RI FPKB Luluk Nur Hamidah (foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Kesadaran memerangi kasus stunting bagi anak harus dimulai dari pemahaman orang tua terhadap asupan makanan yang berkualitas. Apalagi saat ini Provinsi Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah dengan angka stunting yang tinggi. Dalam hal ini pemerintah dan semua elemen masyarakat berperan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya stunting.

Anggota Komisi IV DPR-RI Luluk Nur Hamidah menekankan salah satunya memenuhi asupan protein hewani bagi ibu hamil dan balita untuk mencegah dan menekan angka stunting. Termasuk konsumsi ikan yang cukup bagi ibu hamil dan anak.

”Kami bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Keamanan Ikan Hasil Semarang hadir di Masyarakat untuk memberikan edukasi sekaligus sosialisasi dan peran kontributif dalam memerangi angka kenaikan stunting,” ujarnya dalam Pelaksanaan Bulan Mutu Karantina 2021 yang digelar di desa Bedoro, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Rabu 23 Juni 2021.

Luluk mengingatkan angka stunting di kabupaten Sragen cukup tinggi. Lantas peran semua elemen masyarakat sangat penting. Dari pemerintah pusat hingga pemerintah desa termasuk para tokoh masyarakat. ”Stunting ini ancaman yang sangat serius, harapannya pada 2030 stunting bisa kita tekan sampai pada angka 15 persen di Kabupaten Sragen,” selorohnya.

Luluk menekankan stunting sangat mungkin terjadi ketika masih dalam kandungan. Ketika ibu hamil kekurangan asupan terhadap kebutuhan tumbuh kembang janin. Selain itu pengaruh lingkungan yang kurang sehat juga berperan.

”Aspek budaya kadang juga pengaruh. Seperti ibu hamil didoktrin tidak makan ikan dengan alasan anaknya amis, Ini salah. Seharusnya makanan bergizi diberikan sebaik mungkin bagi ibu dan anak,” terang Luluk.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menekankan harus ada pendekatan baru untuk bantuan sosial (Bansos). Hendaknya diperhatikan untuk paket bantuan bagi keluarga yang terindikasi stunting. Sehingga data yang akurat menjadi sangat penting untuk memetakan penerima bantuan.

”Misalnya bantuan untuk yang ada stunting, isian sembako bisa ditambahkan olahan ikan dan beras nutri zinc, beras khusus untuk mencegah stunting, harganya mahal makanya pemerintah yang harus membeli dari petani dan dibagikan ke keluarga yang stunting,” selorohnya.

Dia menjelaskan sebenarnya makanan sehat bisa didapat dengan harga yang relatif terjangkau. Justru menurutnya Junk food dan makanan instan yang nilai gizinya tidak memadai bisa lebih mahal. ”Makanan sehat dan berkualitas asumsinya tidak mahal. Misal telur ayam sekilo bisa dikonsumsi keluarga sampai seminggu. Bandingkan dengan junk food yang harganya pasti lebih mahal,” bebernya.

Lantas untuk memastikan harga makanan yang sehat juga harus dikawal pemerintah. Jangan sampai harganya menjadi tidak terjangkau. Selain itu harus dijaga agar tidak sampai merugikan para petani, peternak maupun nelayan.

Sementara Kepala BKIPM Semarang, Gatot Perdana mengatakan kegiatan ini dalam rangka pemenuhan protein terhadap masyarakat. Lantas dilaksanakan pembagian ikan kepada masyarakat Sragen dan Karanganyar sebanyak 600 paket dengan total berat 1,5 ton. ”Dalam kondisi pandemi ini masyarakat memerlukan asupan protein yang baik. Ikan menjadi alternatif, Apalagi angka stunting di Sragen cukup tinggi,” tandasnya.

Tags : Luluk Nur Hamidah , Komisi IV , DPR RI

Berita Terkait