Institusi Pendidikan dan Riset Harus jadi Jangkar Ekonomi

| Selasa, 08/02/2022 15:40 WIB
Institusi Pendidikan dan Riset Harus jadi Jangkar Ekonomi KH Maruf Amin (Wakil Presiden RI). (Foto: YouTube NU Channels)

RADARBANGSA.COM - Wakil Presiden (Wapres) KH Maruf Amin berharap Indonesia mendaulat institusi pendidikan dan riset untuk memimpin serta mendorong arah pembangunan ekonomi.

Hal tersebut berkaca pada negara Korea selatan dan Finlandia yang memiliki capaian ekonomi gemilang karena berhasil menggabungkan ekonomi berbasis pengetahuan (EBP) dengan kelembagaan yang solid. Adapun salah satu karakter pokok dari kedua negara ini adalah menjadikan institusi pendidikan dan riset sebagai jangkar ekonomi.

“Tepat pada titik inilah pekerjaan rumah transformasi ekonomi tengah menanti di Indonesia,” kata Kiai Maruf seperti dilansir dari laman Setkab RI, Selasa, 8 Februari 2022.

Dalam rangka mendukung tercapainya transformasi diatas, maka Wpares mendorong peningkatan pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan (research and development/R&D) yang saat ini persentasenya dari Produk Domestik Bruto (PDB) masih sangat rendah. “Salah satu yang wajib didorong ke depan adalah peningkatan pengeluaran domestik bruto untuk research and development/R&D (GERD) sebagai persentase dari PDB yang masih sangat rendah,” ujarnya.

Kemudian, dijelaskannya bahwa berdasarkan data UNESCO Institute for Statistics 2018, GERD Indonesia hanya 0,23 persen pada 2018. “Intensitas investasi penelitian dan pengembangan di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara industri maju, seperti Korea Selatan yang telah berinvestasi sebesar 4,81 persen, Jepang sebesar 3,26 persen, dan Amerika Serikat sebesar 2,84 persen dari PDB-nya pada tahun 2018,” paparnya.

Kiai Maruf mengungkapkan, Indonesia saat ini juga masih kekurangan jumlah peneliti, serta ketersediaan ilmuwan dan insinyur yang masih rendah. Sehingga, kondisi tersebut menjadi penyebab jumlah paten di Tanah Air belum banyak.

“Pada tahun 2020 jumlah paten di Indonesia hanya 1.309, sementara itu jumlah paten di Brasil pada tahun yang sama mencapai 5.280, India 23.141, Amerika Serikat 269.586, dan Tiongkok bahkan telah mencapai 1.344.817 aplikasi paten,” tutur Kiai Maruf berdasarkan data World Intellectual Property Organization 2021.

Wapres pun sangat menyayangkan karena indeks inovasi global Indonesia yang hingga kini masih berada di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Brunei. “Padahal slogan populer hari ini adalah inovasi atau mati,” pungkasnya.

Tags : Wapres , Maruf Amin , Paten , Ilmuwan , Pendidikan , Indonesia