Politisi PKB Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Tarif Masuk Taman Nasional Komodo

| Kamis, 04/08/2022 16:54 WIB
Politisi PKB Minta Pemerintah Tunda Kenaikan Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Syaiful Huda (Ketua Komisi X DPR RI). (Foto: dprgoid)

RADARBANGSA.COM – Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda meminta Pemerintah untuk menunda kenaikan tarif masuk Kawasan Taman Nasional Komodo sebesar Rp3.750.000 yang mulai diberlakukan 1 Agustus 2022 lalu.

“Keputusan menaikan tarif tiket Taman Nasional Komodo hingga harus ditunda agar tidak merugikan masyarakat Labuan Bajo yang menjadi pelaku wisata. Kami memahami tujuan pemerintah menjadikan Kawasan ini sebagai destinasi wisata super prioritas. Tetapi apalah gunanya kebijakan tersebut jika malah merugikan masyarakat,” kata Syaiful Huda dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 4 Agustus 2022.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menuturkan, konsep destinasi wisata super prioritas yang digaungkan pemerintah memang ditujukan untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia. kebijakan tersebut, lanjutnya, akan ada perbaikan di level infrastruktur, kualitas jaringan telekomunikasi, produk ekonomi kreatif, hingga kualitas sumber daya manusia di lima kawasan destinasi wisata super prioritas yakni Borobudur, Likupang, Mandalika, Danau Toba, dan Labuan Bajo.

“Tetapi anehnya kabar yang muncul ke permukaan malah kegaduhan masalah tarif masuk. Kenapa bukan persoalan progres pembangunan, termasuk model pengakomodasian kepentingan warga yang selama ini menjadi pelaku wisata di kawasan tersebut,” tanyanya.

Legislator asal Dapil Jawa Barat VII itu mendorong pemerintah agar memperbaiki komunikasi terkait berbagai rumor yang menyertai pembangunan lima destinasi wisata super prioritas. Termasuknya informasi mengenai masuknya perusahaan-perusahaan besar di Taman Nasional Komodo yang nantinya memonopoli layanan penyediaan jasa wisata alam maupun penyediaan jasa sarana wisata.

“Berdasarkan informasi yang disampaikan kepada kami ada setidaknya empat perusahaan besar yang secara eksklusif mengelola bisnis layanan jasa maupun sarana wisata di Taman Nasional Komodo. Kalau benar demikian pasti warga yang menjadi pelaku wisata akan tersingkirkan karena harus melawan kekuatan modal yang begitu besar,” terangnya.

Tags : Komisi XDPR , Syaiful Huda , Taman Nasional Komodo

Berita Terkait