Syaikhul Islam Nilai Indonesia Sulit jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik

| Jum'at, 09/12/2022 18:40 WIB
Syaikhul Islam Nilai Indonesia Sulit jadi Produsen Baterai Kendaraan Listrik Anggota Komisi VII DPR RI Syaikhul Islam. (Foto: DPR RI)

RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam mengungkapkan, dirinya pesimis Indonesia dapat menjadi produsen besar baterai kendaraan listrik untuk mendukung ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Batera (KBLBB). 

Diakuinya, Indonesia memiliki potensi nikel yang sangat besar, namun tidak mempunyai lithium untuk mendukung produksi baterai. Sehingga menurutnya, untuk menjadi produsen baterai, Indonesia harus tetap impor lithium. 

"Kita sudah gembor-gembor menjadi produsen baterai kendaraan listrik. Pertanyaan dasarnya kita tidak punya lithium. Terus terang kalau secara pribadi, agak pesimis. Toh kalau kita mau jadi produsen besar itu tetap aja lithiumnya impor. Semakin besar produksinya, semakin besar impornya. Kita tidak mengendorkan semangat kita untuk jadi pionir, cuma realitanya begitu," kata Syaikhul dilansir dari laman resmi DPR RI, Jumat, 9 Desember 2022.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku lebih tertarik dengan rencana Kemenperin dalam mengembangkan industri semikonduktor ini. Pasalnya menurut Syaikhul, Indonesia memiliki potensi pasir silika yang besar. 

Sebelumnya, dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), Syaikhul meminta pemerintah menutup ekspor pasir silika. Sehingga jangan menjadi ramai ketika pasir silika diekspor terus menerus, namun jumlah cadangan di dalam negeri habis. 

"Karena itu, kita perlu Raker dengan Kementerian ESDM. Artinya kita bahas tuntas. Jadi ekosistem dan hilirisasi ini kita tutnaskan betul. Maaf, kita itu bangga tidak mengekspor nikel, tapi tetap aja diekspor dengan nilai tambah yang kecil. Memang bukan produk mentah, tapi nilai tambahnya sangat kecil. Kan yang kita harapkan ada nilai tambah yang benar-benar optimal. Kita berharap kalau industri semikonduktor kita tuntaskan di sini, karena Kemenperin dan Kementerian ESDM mitra Komisi VII," tuturnya saat Rapat Kerja (Raker) Komisi VII DPR RI bersama Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, di Gedung Nusantara I, Senayan Jakarta, Rabu (7/12) lalu.

Tags : DPR RI , Nikel , Lithium , Kemenperin , Baterai , Indonesia