Gus Muhaimin: Bangun Sekolah Tapi Krisis Guru, Pendidikan Takkan Terwujud

| Rabu, 21/12/2022 17:23 WIB
Gus Muhaimin: Bangun Sekolah Tapi Krisis Guru, Pendidikan Takkan Terwujud Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Muhsinin). (Foto: radarbangsa)

RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar menyoroti krisis guru di dunia pendidikan Indonesia. Padahal pria yang akrab disapa Gus Muhaimin menilai guru merupakan unsur utama dalam pendidikan. 

"Guru itu inti dari pendidikan. Tanpa mereka saya kira sistem pendidikan kita nggak akan jalan. Tentu saya prihatin kita sekarang ini mengalami krisis guru, padahal guru unsur utama dalam pendidikan," kata Gus Muhaimin di Jakarta, Rabu, 21 Desember 2022. 

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyatakan, jikapun pemerintah menggenjot pembangunan gedung sekolah dengan fasilitas yang lengkap dan kurikulum yang bagus, tapi tidak ada guru, pendidikan tidak akan terwujud. 

Sebaliknya, imbuh Gus Muhaimin, tanpa gedung sekolah dan kurikulum pun selama ada guru yang bagus, berkualitas dan berdedikasi, proses pendidikan akan dapat berlangsung dengan baik. 

"Ya karena kita tahu guru yang bagus bisa mengajar di mana saja, di rumah warga, di balai desa, atau bahkan di bawah pohon, tanpa terpaku pada bangunan sekolah. Mereka juga dapat membuat kurikulum sendiri sesuai kebutuhan setempat. Tapi kalau gurunya kurang, ya susah," urai Gus Muhaimin. 

Gus Muhaimin lantas mendorong Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk mengevaluasi permasalahan di sektor pendidikan saat ini, khususnya terkait krisis guru. 

Ia juga meminta Kemendikbudristek untuk segera menyusun solusi jangka menengah dan jangka panjang untuk mengatasi krisis tersebut, mengingat penyediaan guru bukan hanya untuk sekolah negeri, tapi juga untuk sekolah swasta. 

"Kendali perbaikan tentu saja ada di tangan pemerintah. Misalnya memperbaiki rekrutmen guru PPPK, manajemennya harus diperbaiki lagi. Seleksi guru harus mengedepankan kualitas dan kapasitas mumpuni," ungkap Gus Muhaimin. 

Inisiator Hari Santri Nasional itu menyinggung sistem rekrutmen guru di Pondok Pesantren. Menurutnya, pemerintah perlu mencontoh pola rekrutmen guru secara berjenjang di kalangan santri, sehingga kualitas pendidikan di Pesantren tetap terjaga hingga saat ini. 

"Coba contoh Pesantren, guru-guru di sana awalnya ya santri biasa, ikut sorogan, ngaji kitab. Tapi seiring proses pendidikan yang panjang, di antara ribuan santri-santri itu kelihatan yang potensial, cerdas, alim. Mereka-mereka itu lalu diamanahi untuk mengajar," ujar Gus Muhaimin. 

"Nah ini bisa juga diterapkan di proses seleksi guru nasional. Sarjana pendidikan kita banyak sekali, yang berprestasi juga sangat banyak, tentu bisa diberdayakan tanpa proses seleksi yang rumit," tukas Gus Muhaimin.

Tags : DPR RI , Guru , Pesantren , Pendidikan , Gus Muhaimin