Komisi I DPR Kecam Keras Pembunuhan 5 Jurnalis Al-Jazeera di Gaza

| Senin, 11/08/2025 15:02 WIB
Komisi I DPR Kecam Keras Pembunuhan 5 Jurnalis Al-Jazeera di Gaza Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB, Syamsu Rizal (FOTO: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Syamsu Rizal, mengecam keras serangan brutal Israel yang menewaskan lima jurnalis Al Jazeera di Gaza. Dia meminta PBB untuk menghentikan genosida yang dilakukan Israel di Gaza. Komunitas internasional tidak boleh diam.

Pembunuhan lima jurnalis Al-Jazeera menambah panjang daftar korban jiwa dari kalangan pekerja media yang meliput konflik di wilayah tersebut. Hingga kini, tercatat sekitar 200 jurnalis tewas akibat serangan Israel di Gaza.

“Pembunuhan terhadap jurnalis adalah bentuk kebiadaban dan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional. Jurnalis adalah mata dunia, mereka berada di garis depan untuk menyampaikan kebenaran. Menghilangkan nyawa mereka adalah upaya membungkam kebenaran,” tegas Syamsu Rizal yang akrab disapa Deng Ical, Senin (11/8/2025)

Menurut Deng Ical, serangan terhadap jurnalis bukan hanya serangan terhadap individu, tetapi juga terhadap kebebasan pers dan hak publik untuk mendapatkan informasi. Ia menegaskan bahwa komunitas internasional harus bersatu mengecam dan menindak tegas pelaku kejahatan perang tersebut.

Syamsu Rizal juga mendesak segera dilakukan gencatan senjata demi menghentikan pertumpahan darah yang terus berlangsung, serta membuka akses pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan bagi warga sipil di Gaza.

“Sudah saatnya semua pihak menghentikan kekerasan. Jalur kemanusiaan harus dibuka selebar-lebarnya agar bantuan pangan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok lainnya dapat segera sampai ke warga Gaza yang kini hidup dalam kondisi sangat memprihatinkan,” ujarnya.

Deng Ical menyerukan solidaritas dan doa bagi para korban, termasuk para jurnalis yang gugur dalam tugas mulia mereka. Para jurnalis sangat berjasa dalam membuka mata dunia tentang apa yang sebenarnya terjadi di Gaza. Mereka rela mengorbankan nyawa demi memberikan informasi yang benar terhadap dunia.

"Mereka tetap berada di Gaza, melakukan reportase di Gaza, walaupun taruhannya adalah nyawa. Mereka selalu menjadi target tentara Israel," tegas politisi asal Dapil Sulawesi Selatan I itu.

Seperti diberitakan, lima jurnalis Al Jazeera tewas setelah tenda tempat mereka berlindung di luar gerbang utama Rumah Sakit al-Shifa, Gaza, menjadi target serangan udara Israel, pada Minggu (10/8/2025). Para korban adalah koresponden ternama Anas al-Sharif, Mohammed Qreiqeh, juru kamera Ibrahim Zaher, Mohammed Noufal, dan Moamen Aliwa. 

Komite Perlindungan Jurnalis menyampaikan keprihatinan atas keselamatan pekerja media di Gaza. Sejak perang pecah pada 7 Oktober 2023, lebih dari 200 jurnalis dan pekerja media tewas akibat serangan Israel.

Tags : Komisi I DPR