Catatan Topi Cenderawasih Cak Imin: Papua adalah Indonesia

| Selasa, 20/02/2018 21:09 WIB
Catatan Topi Cenderawasih Cak Imin: Papua adalah Indonesia Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (dok PKB)

RADARBANGSA.COM - Belum lama ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah melakukan pengundian nomor urut Partai Politik yang telah lolos serangkaian pendaftaran hingga verifikasi faktual, Minggu 18 Februari 2018.

Ada yang menarik pada saat pengambilan nomor urut itu. Beberapa Ketua Umum Parpol yang lolos menggunakan style busana bermacam-macam. Salah satunya adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar yang saat itu mendapatkan nomor urut satu.

Pria yang sehari-hari biasa disapa Cak Imin ini berhasil mencuri perhatian masyarakat, tampil sederhana menggenakan kaos hitam bergambar Garuda dibalut dengan jaket kulit warna hijau berlogo PKB dan ikat kepala berkepala burung khas Papua Burung Cendrawasih.

Cak Imin terlihat nyentrik, namun kesan muda dan kekinian begitu menonjol dibanding Ketua Umum Partai Politik lain.

Tak butuh waktu lama, Cak Imin yang digadang-gadang menjadi wakil presiden pada pemilihan umum 2019 harus menerima berbagai komentar dari masyarakat Indonesia. Ada yang respeck, tak jarang pula justru mengeritik ikat kepala yang dikenakannya.

Salah satu tokoh yang mengeritiknya adalah Dewan Adat Papua, Jhon N.R. Gobay. Ia menganggap ikat yang dikenakan Cak Imin tidaklah layak. Sedangkan tokoh penggiat lingkungan, Markus Imbiri menganggap penggunaan ikat kepala cendrawasih oleh Cak Imin supaya disebut membumi dengan tokoh papua.

Bukan Cak Imin jika setiap langkah yang dilakukannya lepas jadi bahan diskusi, salah satunya adalah kampanyenya sebagai Calon Wakil Presiden, jika ditelusuri lebih lanjut tentu baru ada kampanye Calon Wakil Presiden pertama di Dunia.

Kembali ke konteks ikat kepala Cendrawasih, mari kita membuka kembali kenangan Gus Dur dengan Papua yang pada masa itu menjadi Presiden dan kejadian yang menimpa saudara-saudara kita di Asmat belum lama ini.

Gus Dur telah hadir dan berkontribusi untuk Papua. Pun demikian Cak Imin yang tak henti memberi support konkrit dan pembelaan kepada Papua ketika mereka dilanda musibah ataupun persoalan lainnya.

Keduanya juga sama-sama menegaskan bahwa membangunkan Papua tidak cukup dengan infrastruktur dan ekonomi. “Memajukan Papua, hanya ada satu tujuan yaitu kemanusiaan. Kemanusiaan di atas segala-galanya," kata Cak Imin mengutip Gus Dur.

Papua adalah Indonesia, barangkali inilah pesan Cak Imin ketika memutuskan mengenakan ikat berkepala cendrawasih yang menjadi kebanggaan masyarakat Papua pada saat pengambilan nomor urut peserta pemilu 2019.

Papua yang memiliki segudang sumber daya alam melimpah ruah sampai saat ini belum bisa merasakan kemakmuran dari hasil kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan.

Papua yang memiliki bermacam suku belum bisa bertekad satu tujuan menjadi bangsa yang besar, bangsa yang berdiri di kaki sendiri. Papua yang memiliki manusia-manusia tangguh dan kuat masih mudah dipecah demi kepentingan politik sesaat.

Kita tidak boleh lupa tanpa Politik, Papua tak pernah ada. Kita juga tidak boleh lupa tanpa politik Indonesia juga tak pernah ada. Di bawah alam sadar kita selalu dijejali oleh media dengan berbagai macam intrik dan culasnya orang-orang sakit hati terhadap politik untuk kepentingan pribadi.

Papua adalah kita, Papua adalah Indonesia, kita adalah bangsa besar yang akan memimpin peradaban Dunia. Mari bersatu luruskan niat dan cita-cita para Pahlawan.

MUHAMMAD FAHMI BUDIAWAN
Pengagum Cak Imin

Tags : Cak Imin , Cendrawasih , Papua

Berita Terkait