Dua Jenis Baru Katak-Tanduk Ditemukan di Pulau Sumatera

| Rabu, 17/11/2021 14:06 WIB
Dua Jenis Baru Katak-Tanduk Ditemukan di Pulau Sumatera katak-tanduk di pulau Sumatera (foto:BRIN)

RADARBANGSA.COM - Amir Hamidy, Peneliti Herpetologi Pusat Riset Biologi Badan Riset dan Inovasi (BRIN) beserta tim berhasil menemukan dua jenis baru katak dari Sumatera yaitu Katak-tanduk sumatera-selatan (Megophrys selatanensis) dan Katak-tanduk aceh (Megophrys acehensis).

Amir dan para kolaboratornya yakni Kanto Nishikawa dari Universitas Kyoto, serta Eric N. Smith dari Universitas Texas at Arlington, menjelaskan dua jenis baru Megophrys dari Sumatera tersebut berhasil diidentifikasi berdasarkan evaluasi status taksonomi dengan menggunakan data molekuler dan morfologi.

Misbahul Munir, yang juga menjadi penulis pertama dalam penemuan ini menjelaskan bahwa Katak-tanduk yang sering dikenal dengan nama ilmiah marga Megophrys memiliki karakter unik, dimana ujung moncong dan kelopak matanya termodifikasi menjadi tonjolan lancip (menyerupai tanduk).

“Berudu dari marga Megophrys juga memiliki karakter unik dimana mulutnya termodifikasi menjadi bentuk corong yang melebar. Saat ini, 13 spesies Megophrys diketahui terdapat di Asia Tenggara, antara lain Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Filipina. Kalimantan memegang rekor tertinggi – karena enam spesies diantaranya ditemukan di pulau ini,” ungkap Misbahul.

Amir mengungkapkan katak dari genus Megophrys memiliki keragaman morfologi yang samar.

“Saat melakukan survei herpetofauna di seluruh jajaran Pegunungan Bukit Barisan Sumatera kami menemukan populasi Megophrys Sumatera bagian selatan dengan kulit punggung halus yang secara morfologis mirip dengan M. montana dari Jawa dan populasi yang menyerupai kulit punggung M. parallela dari Sumatera bagian utara. Kami menyelidiki status taksonomi dari dua populasi baru ini dan memperkirakan hubungan filogenetiknya,” jelasnya.

Sebelumnya, Amir Hamidy, Peneliti Herpetologi Pusat Riset Biologi Badan Riset dan Inovasi (BRIN) beserta tim di tahun 2018 berhasil menemukan jenis baru Katak-tanduk lancip (Megophrys lancip) dari Sumatera.

Kemudian di tahun 2019 ditemukan Katak-tanduk Kalimantan (Megophrys kalimantanensis). 

Untuk etimologinya, dari nama jenis selatanensis berasal dari bahasa Indonesia Selatan (=selatan), sebagai kata yang menunjukkan lokasi distribusi wilayah selatan di Sumatera dan akhiran Latin –ensis yang berarti dari tempat itu. Sedangkan nama Indonesia yang disarankan yaitu Katak-tanduk sumatera-selatan.

Begitu pula asal kata acehensis, yang berarti berasal dari provinsi Aceh di Sumatera bagian utara dan akhiran latin-ensis yang berarti dari tempat itu dengan saran nama Indonesia yaitu Katak–tanduk aceh.

Holotype Megophrys selatanensis diambil dari koleksi spesimen Museum Zoologicum Bogoriense yang ditemukan pada ekspedisi lapangan tahun 2013 dan Megophrys acehensis pada tahun 2015.

Berdasarkan hasil penelitian ini, setiap spesies Megophrys di Sumatera kemungkinan memiliki distribusi terbatas. Dari lima jenis yang terdapat di Sumatera, empat diantaranya merupakan jenis endemik. Selain endemik, marga Megophrys ditemukan di hutan dataran tinggi dan rendah. Perubahan habitat dari hutan menjadi lahan pertanian dan perkebunan sawit merupakan ancaman terbesar terhadap kelestarian jenis ini.

 

Tags : Katak-tanduk , Megophrys , BRIN

Video Terkait