Sejarah Berdirinya GP Ansor, Diambil dari Golongan Sahabat Penolong Nabi

| Selasa, 24/04/2018 22:35 WIB
Sejarah Berdirinya GP Ansor, Diambil dari Golongan Sahabat Penolong Nabi Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor).

RADARBANGSA.COM - Pada tahun 1931, Abdullah Ubaid dan beberapa pemuda NU menginisiasi organisasi bernama Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Organisasi itu dipimpin Abdullah Ubaid dan dinyatakan sebagai bagian dari NU.

Waktu itu, PBNU masih belum memikirkan adanya organisasi pemuda sebagai sayapnya karena tokoh-tokoh mudanya waktu itu justru berada di kepengurusan PBNU semisal Abdullah Ubaid dan Thohir Bakri.

PPNU kemudian berubah pada tahun 1932 menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Nama yang terakhir ini kemudian dikonsultasikan dengan salah seorang pendiri NU, Kiai Wahab Hasbullah. Ia kemudian menukil ayat-ayat suci Al-Qur’an yang mengisahkan kesetiaan sahabat Nabi, terutama di Madinah.

Penduduk Madinah sangat besar pengorbanan dan pembelaannya terhadap Nabi Muhammad dalam menyiarkan agama Islam. Mereka tampil menjadi benteng perjuangan Islam. Karena itu, Nabi kemudian memberikan penghormatan kepada mereka dengan menjulukinya sebagai ansor, berarti penolong.

Dari penjelasan Kiai Wahab itulah PNO menjadi ANO (waktu itu NU menggunakan ejaan lama yaitu Nahdlatoel Oelama). Dengan mengambil nama itu, ansor adalah organisasai yang berusaha menolong agama Islam.

Sebagai aplikasinya pada waktu itu, ANO adalah penolong agama Islam Ahlussunah wal Jamaah yang dipertahankan NU. Sebagaimana diketahui, waktu itu, Aswaja tengah menghadapi tantangan baik dari penjajah Belanda secara umum, maupun dari kalangan Islam sendiri yang melabeli bid’ah sebagian amalan ulama Aswaja. Ulama NU waktu itu mau tidak mau harus menghadapi tantangan terbuka kalangan mereka dalam beradu argumen.

Meski sudah terbentuk dan dianggap menjadi bagian dari NU, namun secara organisatoris, ANO tercantum dalam struktur NU terjadi pada muktamar ke-9 di Banyuwangi pada April 1934. Tepatnya pada tanggal 24. Saat itu ANO diterima dan disahkan sebagai departemen Pemuda NU, sederajat dengan bagian Dakwah, Ekonomi, Mabarrot, Ma’arif, dan bagian-bagian lainnya. (Sumber: NU Online)

Tags : Harlah GP Ansor , PBNU , Abdullah Ubaid

Berita Terkait