Kesenian Debus, Rosyadi MN: Media Menyebaran Agama Islam di Banten

| Sabtu, 23/03/2019 15:30 WIB
Kesenian Debus, Rosyadi MN: Media Menyebaran Agama Islam di Banten Antraksi kesenian debus, (doc. serangkota.go.id)

BANTEN, RADARBANGSA.COM- Ketua Umum Paku Banten Center Indonesia, Rosyadi MN mengatakan bahwa kesenian Debus erat kaitanya penyebaran Islam di Daerah Banten.

Tidak hanya itu, Rosyadi juga menjelaskan selain sebagai media penyebaran Islam juga dijadikan media untuk memompa semangat rakyat Banten saat melawan penjajah Belanda.

"Dalam sejarahnya, debus selain menjadi media untuk penyebaran agama Islam di Banten juga menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa Sultan Ageng Tirtayasa," kata Rosyadi MN, di kediamannya, 23 Maret 2019.

Kata Rosyadi, debus adalah kesenian yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa, seperti kebal senjata, kebal api, munim air keras, mamasukkan benda kedalam kepala dan lain-lain. 

"Menggoreng telur di atas kepala, bermain bola api, berguling diserpihan beling, tidur diatas tajamnya paki hingga menaiki tangga dengan susunan golok tajam," ujar Rosyadi

Debus merupakan kesenian bela diri yang berasal dari Banten. Debus mulai dikenal pada masyarakat Banten pada abad 16 masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570). Sebagaimana dilansir serangkota.go.id, debus merupakan pertunjukan seni secara berkelompok dengan jumlah pemain sebanyak 12 sampai 15 orang. Yang masing-masing mempunyai tugas satu orang juru gendang, satu orang penabuh tembang, dua orang penabuh dogdog tingtit, satu orang penabuh kecrek, empat orang sebagai pendzikir, lima orang pemain atraksi, satu orang sebagai sychu.

Terlepas dari anggapan debus berkaitan erat dengan dunia mistis yang bertentangan dengan islam, ajaran itu turut berperan dalam sejarah diciptakanya kesenian debus di Indonesia, serta pelaksanaan atraksinya yang dimulai dengan pembacaan doa maupun lantunan solawat Nabi. Tak dapat disangkai, debus merupakan kesenian tradisional khas Banten yang dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi para wisatawan.

Debus dikolaborasikan dengan kesenian pencak silat, maka dapat dikatakan, bahwa debus merupakan kesenian beladiri. Sultan Ageng Tirtayasa memberi warna debus dengan ilmu kekebalan tubuh kepada para pengikutnya dengan jampi-jampi yang diambil dari ayat suci Al Quran. Ayat-ayat tersebut dihapalkan dan diresapi secara mendalam sehingga dapat mempertebal semangat moral dalam melawan belanda. Kesenian debus sangat berperan dalam alur sejarah rakyat banten dalam melawan penjajah belanda pada masanya yang dilandasi ajaran agama islam sebagai keyakinan dalam melakukan perjuangan tersebut.

Tags : Kesenian , Debus , Banten , Islam

Berita Terkait