RI Jadi Negara Tujuan Investasi Pembangunan Tertinggi dari China

| Senin, 05/06/2023 11:11 WIB
RI Jadi Negara Tujuan Investasi Pembangunan Tertinggi dari China Proyek kereta cepat jakarta bandung (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Lembaga riset asal Australia, Lowy Institute mengungkap bahwa Indonesia menjadi negara yang paling besar menerima investasi serta pembiayaan pembangunan dari Beijing. 

Menurut Southeast Asia Aid Map yang dirilis Lowy Institute wilayah Asia Tenggara menerima sekitar 28 miliar dolar AS per tahun dalam pembiayaan pembangunan resmi antara 2015 dan 2021. Sekitar 5,5 miliar dolar AS datang dari China setiap tahunnya. Dari total dana yang digelontorkan Beijing, sekitar 75 persen di antaranya berupa biaya pembangunan infrastruktur, mencakup proyek transportasi, energi, komunikasi, serta air dan sanitasi.

Penelitian tersebut juga mengungkapkan, pada 2015-2021, China mengucurkan dana pembangunan sebesar 37,9 miliar dolar AS di Asia Tenggara. Indonesia menjadi negara penerima teratas, yakni sebesar 15,1 miliar dolar AS. Laos menempati urutan kedua dengan 6,48 miliar dolar AS. Sementara posisi ketiga ditempati Malaysia dengan 4,96 miliar dolar AS. 

Selain tiga negara tersebut, dana pembangunan China juga mengalir ke Kamboja (4,27 miliar dolar AS), Vietnam (2,37 miliar dolar AS), Thailand (2,27 miliar dolar AS), Myanmar (2,23 miliar dolar AS), Filipina (262 juta dolar AS), dan Timor Leste (26,5 juta dolar AS). 

Di Indonesia, China membangun Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Beijing memiliki proyek serupa di Thailand, yakni Kereta Cepat Thailand-China. Sementara di Malaysia, China mempunyai proyek pembangunan East Coast Rail Link. Negara lain yang menerima bantuan pembangunan dari China adalah tetangganya Laos dan Kamboja. "Ketika kekuatan Cina tumbuh, Beijing telah mengadvokasi restrukturisasi sistem tata kelola global agar lebih selaras dengan kepentingan dan nilai-nilainya," kata Lowy Institute dalam laporannya.

"Sebagai bagian dari upaya ini, China meluncurkan beberapa prakarsa skala besar, seperti Belt and Road Initiative. Tujuannya adalah untuk memposisikan negara tersebut sebagai penyedia barang publik global, dengan menawarkan sumber daya dan solusi China untuk mengatasi tantangan pembangunan," ungkap Lowy Institute.

Tags : China , Investasi China

Berita Terkait