Arus Wisatawa China Stagnan, Pertumbuhan Ekonomi RI Diperkirakan Turun

| Selasa, 11/07/2023 11:22 WIB
Arus Wisatawa China Stagnan, Pertumbuhan Ekonomi RI Diperkirakan Turun Warna bendera China (Doc: Wikipedia)

RADARBANGSA.COM - Negara-negara Asia Tenggara yang mengandalkan wisatawan China untuk mendorong pendapatan pariwisata dan ekonomi pasca-Covid, menghadapi arus pengunjung yang masih jauh dari ekspektasi.

Pemulihan ekonomi China yang lebih lambat dari yang diperkirakan, telah membuat penduduknya mengurangi belanja ke luar negeri. Data resmi terbaru yang dikumpulkan Bloomberg News menunjukkan, jumlah kedatangan warga China di lima negara Asia Tenggara pada Mei lalu, bervariasi antara 14% dan 39% dibandingkan jumlah kunjungan tahun 2019.

Statistik kunjungan wisatawan asing mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi Asia Tenggara tahun ini akan teredam, di tengah prospek pertumbuhan global yang meredup akibat kebijakan moneter yang lebih ketat dan momentum pertumbuhan China yang meredup.

Meskipun Thailand, salah satu negara di Asia Tenggara yang paling bergantung pada pariwisata, diuntungkan oleh pulihnya permintaan perjalanan pasca-pandemi. Kedatangan wisatawan China diperkirakan akan meleset, setidaknya sebesar dua juta, dari target resmi tujuh juta pada tahun 2023.

Nomura Holdings Inc. memangkas perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia untuk tahun ini menjadi 3,4% dari sebelumnya 4% karena belanja pariwisata yang lebih rendah dari perkiraan.

PT Bahana Sekuritas menyebutkan, Bali sebagai salah satu tujuan liburan paling populer yang menyumbang sebagian besar dari total pengunjung asing di Indonesia, mengalami penurunan permintaan untuk hotel-hotel mewah di periode Januari-Mei di tengah penurunan substansial jumlah turis dari China.

Bahkan Singapura, yang telah memuji booming pariwisata sebagai pencegah resesi tahun ini, mengalami penurunan jumlah wisatawan. Data badan pariwisata Singapura, memperlihatkan, pengunjung asal China selama Januari hingga Mei mencapai 310.901, jauh di bawah 1,55 juta pengunjung pada periode yang sama di tahun 2019.

Bukan hanya Asia Tenggara yang menghadapi penurunan jumlah  kunjungan wisatawan China. Jepang juga mengalami penurunan jumlah wisatawan China dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum pandemi. Namun, Jepang melihat adanya kelompok wisatawan baru yang menggantikan belanja turis China daratan utama sebelumnya mendominasi.

 

Tags : China , Wisatawan

Berita Terkait