Jenguk Wiranto, Ketum PBNU Minta Pemerintah Tegas Cegah Radikalisme

| Rabu, 16/10/2019 19:35 WIB
Jenguk Wiranto, Ketum PBNU Minta Pemerintah Tegas Cegah Radikalisme Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menerima kunjungan Grand Syekh Al Azhar Ahmed Muhammad Ahmed Al-Thayyeb di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Rabu (2/5). (Dok PBNU)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menjenguk Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Ia ditemani Sekretaris Jenderal Helmy Faishal Zaini, Ketua PBNU H Iqbal Sullam, Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama KH Abdul Ghaffar Rozin, Ketua Umum Pencak Silat NU Nabil Haroen, Selasa, 15 Oktober 2019.

“Alhamdulillah Bapak semakin membaik dan saya dimintai doa, ya sebisa saya mendoakan beliau, mudah-mudahan tabah, lekas sembuh,” kata Kiai Said kepada para wartawan.

Baca Juga: Kutuk Aksi Teror, PBNU: Pak Wiranto adalah Simbol Negara

Menurut Kiai Said, Wiranto berpesan kepada warga Nahdlatul Ulama agar meningkatkan kewaspadaan dari kelompok tertentu yang sangat nekat yang tidak memiliki kasih sayang dan rasa kemanusiaan.

“Oleh karena itu, kesimpulan saya tugas menghadapi kalangan radikal atau teroris JAD maupun JAT adalah tugas kita bersama, bukan hanya NU, bukan polisi, tapi semuanya,” katanya.

Kiai asal Cirebon, Jawa barat itu menerangkan bahwa gerakan teroris di Indonesia sudah sangat mencemaskan. Sehingga menurut dia, negara harus menanganinya lebih serius lagi.

“Sudah, sudah darurat!” tegasnya.

Oleh karena itu, ungkap Kiai Said, harus segera ada payung hukum yang dengan fakta-fakta tertentu yang sudah dicurigai teroris bisa ditangkap sebelum berbuat. Ia menegaskan, Nahdlatul Ulama adalah organisasi yang menolak bentuk-bentuk terorisme karena hal itu bertentangan dengan ajaran agama Islam.

“NU tugasnya adalah kontraradikalisme dengan ajaran, ta’lim, dengan pengajaran, dengan penyadaran, kalau deradikalisasi ya BNPT, kalau yang nangkap ya Densus, kalau NU kontraradikalisme,” tuturnya.

Baca Juga: Alasan PBNU Pilih Lampung Sebagai Tuan Rumah Muktamar NU ke-34

Sebagai kelompok sipil, lanjutnya, NU bertugas mengajarkan bagaimana ajaran Islam yang benar, berbangsa dan bernegara yang benar. Salah satunya melalui penceramah-penceramah NU.

“Yang namanya berceramah itu yang disampaikan adalah yang positif-positif, yang bisa mendorong meningkatkan keimanan, ketakwaan, kalau ceramah isinya mencaci maki, ya bukan ceramah, bukan mauidhah, tapi mahlakah, menjerumuskan,” pungkasnya.

Sebagaimana diberitakan, Menko Polhukam Wiranto ditusuk dengan senjata tajam oleh seorang pria di Pandeglang, Banten. Wiranto mengalami luka tusuk di perut bagian kiri. Penusukan itu terjadi di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis, 10 Oktober 2019 lalu, sekitar pukul 11.50 WIB.

Tags : PBNU , Wiranto , Radikalisme , Kiai Said

Berita Terkait