Pelajaran Sejarah Tak Wajib, DPR Ingatkan Pesan Bung Karno

| Minggu, 20/09/2020 08:15 WIB
Pelajaran Sejarah Tak Wajib, DPR Ingatkan Pesan Bung Karno Sejumlah siswi membaca buku di saung baca yang dibangun oleh sekolah dan masyarakat, saung tersebut kini bisa dinikmati oleh siswa SMPN 11 Batang Hari sebagai tempat membaca, Senin, (03/12). (Foto: ahmadsaifulbahri)

SEMARANG, RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua Komisi X DPR, Agustina Wilujeng meminta pemerintah tetap memasukkan pelajaran sejarah dalam kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA). Dia menolak jika penghapusan ataupun penggabungan pelajaran sejarah dengan mata pelajaran pendidikan sosial lainnya.

“Mata pelajaran sejarah ini membangun pondasi pemahaman anak-anak di masa depan. Anak-anak ini meneruskan pendahulunya," ujarnya saat menyerahkan bantuan Program Indonesia Pintar di Kabupaten Semarang, Sabtu, 19 September 2020 seperti dilansir Antara.

Politikus PDI Perjuangan itu menilai pelajaran sejarah merupakan proses mengenal tata nilai budaya. Ia pun mengingatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang pesan Sukarno.

"Bung Karno berpesan, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah," tegasnya.

Agustina mengapresiasi rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menyederhanakan kurikulum dalam menghadapi pandemi COVID-19. Namun, menurut dia, jika pelajaran sejarah tidak lagi menjadi mata pelajaran wajib, maka anak-anak tidak akan mencari.

"Anak-anak akan lebih mencari yang kekinian," sambungnya

Sebelumnya, Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berencana melakukan penyederhanaan kurikulum pendidikan di Indonesia.

Rencana tersebut tertuang dalam draf sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional tanggal 25 Agustus 2020 memuat penghapusan mata pelajaran sejarah bagi siswa-siswi di SMK.

Sementara pada pelajar SMA, sejarah akan dijadikan sebagai mata pelajaran pilihan, sehingga bukan lagi pelajaran wajib yang harus diambil oleh siswa.

Tags : DPR , PDIP , Bung Karno , Sejarah