Akui Kualitas Pendidikan Pesantren, Nduk Nik: Saya Nggak Pernah Dengar Tawuran
RADARBANGSA.COM - Anggota MPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nihayatul Wafiroh mendorong agar kualitas pendidikan keagamaan di Pesantren terus ditingkatkan agar bisa jadi mitra dalam berkompetisi dengan sekolah umum.
Perempuan yang akrab disapa Nduk Nik ini menyatakan, Pesantren sudah terbukti mampu melahirkan budaya dan anak didik yang berakhlak mulia atau berbudi pekerti yang baik serta berdampak positif bagi masa depan mereka sebagai generasi penerus bangsa.
"Pendidikan keagamaan di Pesantren ini luar biasa, saat sekolah umum kemarin tiarap, Pesantren tetap kokoh dan berjalan seperti biasa. Lulusannya juga kita tahu bukan saja mewarnai, tapi juga memberi pengaruh besar," kata Nduk Nik saat sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Ponpes Al-Amin Gembolo, Gambiran, Banyuwangi, Sabtu, 6 Agustus 2022.
Anggota MPR RI Dapil Jawa Timur III ini menyatakan, peran Pesantren secara umum selama ini sudah berjalan dengan baik. Hal ini terbukti dengan tidak adanya kasus-kasus tawuran antar pelajar dari sekolah keagamaan atau beredarnya narkotika di kalangan sekolah keagamaan.
“Selama ini saya nggak pernah dengar ada tawuran di pesantren, apalagi Narkoba. Saya kira ini salah satunya karena pendidikan di Pesantren bukan cuma keagamaan, tapi juga etika dan juga budaya sehingga menjadi benteng para santri," ujarnya.
Namun, Nduk Nik menyayangkan munculnya beberapa kasus pelecehan seksual di sejumlah pesantren belakangan ini. Ia berujar persoalan ini juga jadi perhatian dan perlu dikoreksi agar tidak terulang lagi.
“Jangan sampai Pesantren ini hanya sekadar teori, hanya sekedar menimba ilmu, tapi ayo kita jaga marwahnya yang sudah luar biasa bagi Indonesia. Tentu kasus-kasus seperti di Tasikmalya dan di Jombang nggak boleh terjadi di Al-Amin,” pesannya.
Selain itu, legislator asal Banyuwangi ini juga mengakui konsistensi pesantren dalam menerapkan nilai-nilai Pancasila. Menurutnya tiga dimensi Pancasila, baik sebagai ideologi tengah, ideologi terbuka, dan Common Platform sejauh ini mampu dijaga dengan baik di lingkungan Pesantren.
"Dimensi pertama, Pancasila sebagai jalan tengah merupakan sintesis dari berbagai ideologi dunia, dan dipadukan dengan budaya masyarakat Indonesia. Nah di Pesantren nyatanya banyak mazhab yang dikaji, kita tahu ada mazhab Syafi`i, Maliki dan lainnya ya di Pesantren," paparnya.
Dimensi kedua, lanjut Nduk Nik, Pancasila sebagai ideologi terbuka, yang artinya Pancasila dinamis terhadap tantangan dan perubahan zaman di mana dapat menyerap dan beradaptasi dengan cepat dengan tentunya tidak mengubah nilai-nilai dasar yang telah disepakati.
"Terakhir Pancasila sebagai Common Platform yang memiliki fungsi sebagai pemersatu dari semua unsur agama, suku, ras dan golongan. Ini juga ada di Pesantren, santri-santri di sini kita tahu tidak hanya berasal dari satu daerah, satu etnis, tapi dari mana-mana. Alhamdulillah semua rukun, semua guyub berkat Pesantren," tukas Nduk Nik.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
-
Bandara Soetta Raih Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024 versi Skytrax
-
Liga Champions: Real Madrid dan Bayern Munchen Lolos ke Semifinal
-
Satgas PASTI Telah Blokir 585 Pinjol Ilegal dan Pinpri
-
Usai Lebaran, Disdukcapil Kota Tangerang Prediksi Jumlah Pendatang Baru Menurun
-
Gus Imin Bareng Keluarga Halal Bihalal ke Kediaman Anies Baswedan