Lomba Cerpen Santri 2018
Rentetan Sendu di Pemester Baru
Oleh: Nayla Qonita
RADARBANGSA.COM - Awan-awan mendung berarak menutupi semburat orange di ufuk timur. Tak sedikit dari para pengendara sepeda motor yang sudah memakai mantel hujannya. Para pejalan kaki mulai mengembangkan payungnya. Katak , belalang dan serangga air lainya pun bersorak atas berkah hujan pada semesta. Rintikan air mulai berjatuhan , bersamaan dengan munculnya aroma khas tanah yang tersiram hujan . Hujan deras turun tanpa guntur dan kilat. Di musim penghujan yang datang terlambat.
Tersebut sebuah pondok pesantren tahfizh modern putri di kaki bukit di wilayah Jawa Tengah, Daarul Mukarramah. Di pagi yang sedingin ini , kabut tipis turun perlahan. Para santriwati tetap bergelut dengan mushafnya sambil memeluk badanya masing masing, menggosok-gosok tangan mereka, sambil sesekali meniupnya. Semangat akan belajar agama tetap membara dalam hati mereka.
Situasi berbeda, disebuah hujrohⁱ yang berada di ujung barat wilayah asrama. Seseorang masih asyik terlelap dengan selimut yang menutup sekujur tubuhnya.
“Masmuki?₂” Seorang sanriwati senior bagian keamanan membangunkanya sambil membuka selimut yang menutupi kepalanya.
“Hah?.. Dewin, Dewina Abisya” Jawab seorang gadis tanggung dengan suara seraknya.
“Kenapa anti₃ tidak hadir halaqoh₄?” Tanyanya lagi mengintrogasi. Ah, Dewina yang baru terbangun tersebut kebingungan harus menjawab apa . Pasalnya ia tak punya alasan apapun untuk tidak hadir menyetorkan ziyadah₅ hafalanya.
Baca selengkapnya di sini
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Rekomendasi Buah yang Baik untuk Kesehatan Ginjal
-
DPR dan Pemerintah Masih Cermati Situasi Ekonomi Soal Rencana Kenaikan PPN
-
MK Minta Pencabutan Perkara PHPU Harus Didengar Dalam Sidang
-
Peringatan Hari Pendidikan Nasional Kota Tangerang Dimeriahkan Pameran P5 Karya Siswa
-
Gagal Salip Bagnaia di MotoGP Spanyol, Ini Alasan Marc Marquez