Nihayatul Wafiroh Dorong Anggota DPR Perempuan Tingkatkan Kualitas Diri

| Kamis, 24/10/2019 14:04 WIB
Nihayatul Wafiroh Dorong Anggota DPR Perempuan Tingkatkan Kualitas Diri Anggota DPR RI Fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh menjadi narasumber dalam sebuah diskusi di Jakarta (foto Nihayah Center)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Sejak Pemilu 1999 hingga Pemilu 2019, keikutsertaan calon legislatif (caleg) perempuan dalam perebutan kursi DPR RI terus mengalami peningkatan. Namun, prosentase caleg perempuan terpilih mengalami pasang surut. Angkanya masih tetap dianggap belum mencapai ideal, yakni 30 persen. Saat ini saja, caleg perempuan terpilih tercatat prosentasenya sekitar 20,48 persen atau 120 anggota dari jumlah total 575 anggota DPR RI periode 2019-2024.

Anggota DPR RI Fraksi PKB, Nihayatul Wafiroh, menyebut bahwa tantangan anggota DPR perempuan semakin berat. Setidaknya ada dua tantangan, yakni internal dan eksternal.

Tantangan internal yang utama, secara pro aktif ikut mengubah citra dan stigma negatif yang ditujukan ke DPR. Sementara tantangan eksternal, anggota DPR perempuan dituntut publik mampu menjawab dan memberi solusi atas persoalan negara ini. Terutama menyangkut isu kaum perempuan.

“Selama ini DPR dianggap tidak bekerja, tidak peduli terhadap rakyat atau anggapan lainnya. Tentu ini harus kita jawab secara kongkrit agar kepercayaan publik terhadap DPR pulih kembali,” kata Ninik –panggilan akrab Nihayatul Wafiroh— saat menjadi narasumber dalam diskusi publik di Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019.

Berdasarkan pengalamannya menjadi anggota DPR periode 2014 – 2019, Ninik meyakini banyak anggota DPR perempuan yang berkualitas dan mampu menjalankan tugas dengan baik. Hanya saja, terkadang kurang tampil di ruang publik atau mungkin kurang terkespos media. Sehingga peran dan kiprahnya tidak begitu nampak.

“Padahal setahu saya, ini maaf yah, yang rajin hadir rapat ya anggota DPR perempuan hehehe…” ungkap Ninik, yang pernah menjadi Wakil Ketua Komisi II DPR RI.

Ninik mendorong partai politik agar memberi kesempatan dan kepercayaan kepada perempuan untuk menjadi pimpinan di parlemen. Penugasan itu didasarkan antara lain pada pertimbangan kemampuan, pengalaman, pendidikan, dan indikator lain yang jelas dan terukur. Kesempatan menjadi pimpinan sangat memberi otoritas untuk membuat kebijakan yang berkontribusi besar pada pencapaian hak – hak perempuan.

“Kata kunci terpenting, kita sebagai anggota DPR perempuan harus terus meningkatkan kualitas diri untuk menjawab tantangan tersebut. Intinya, kita jangan berhenti belajar tentang apapun,” tegas Ninik.

Ninik menambahkan, anggota DPR perempuan (terutama yang menjadi pimpinan) perlu mendapat support dari masyarakat. Dukungan solid yang terus berkelanjutan dari individu-individu maupun komunitas akar rumput yang konsen terhadap perjuangan perempuan sangat diperlukan. Untuk itu, koordinasi, kaderisasi dan berjejaring di luar DPR pun harus terus dilakukan.

“Jangan sampai anggota DPR perempuan dibiarkan berjuang sendiri di parlemen,” cetus Ninik.

Ninik hadir sebagai narasumber dalam acara diskusi publik bertema “Keterwakilan Perempuan Dalam Agenda Politik Pasca Pemilu 2019” yang digelar di Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019. Penyelenggaranya Perkumpulan Cakra Wikara Indonesia (CWI) kerjasama dengan Jurnal Perempuan. Selain Ninik, hadir narasumber lainnya, yakni Ace Hasan Syadzili (Anggota DPR RI Fraksi Golkar), Erma Suryani Ranik (mantan Pimpinan Komisi III DPR RI dari Fraksi Demokrat), Khariroh Ali (Anggota Komnas Perempuan RI) dan Anna Margret (Ketua Cakra Wikara Indonesia).

Tags : Nihayatul Wafiroh , DPR , PKB , Perempuan