Halaqah Ulama Perempuan, Kuatkan Persaudaraan dan Jaga Keutuhan NKRI

| Kamis, 29/03/2018 22:45 WIB
Halaqah Ulama Perempuan, Kuatkan Persaudaraan dan Jaga Keutuhan NKRI Pernyataan sikap ulama perempuan se-pulau Jawa dalam acara Halaqah Ulama Perempuan di Semarang, Kamis (29/3).

SEMARANG, RADARBANGSA.COM - Indonesia tidak lama lagi akan menyambut tahun politik dimana akan berlangsung Pilkada serentak dan pemilihan Umum 2019. Oleh karena itu, Ulama perempuan yang tergabung dalam acara `Halaqah Ulama Perempuan` se-Pulau Jawa memiliki tekad yang sama dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Ulama perempuan siap menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI," tegas Nyai Jauharotul Farida, Pengasuh Pondok Pesantren Thariqah Mu`tabarah Semarang saat jumpa pers di Hotel Aston Semarang, Kamis, 29 Maret 2018.

Dalam acara tersebut, seluruh peserta ulama perempuan se-Pulau Jawa menyatakan sikap yang dibacakan oleh Nyai Kamila Hamidah, pengasuh Pondok Pesantren Maslakul Huda Al Kautsar Kajen, Pati.

Berikut pernyataan lengkap hasil halaqah ulama perempuan di Hotel Aston Semarang:

Berdirinya negara Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran ulama. Jejaring ulama dan agamawan mampu menyatukan seluruh kelompok masyarakat serta membentuk konsensus bersama melawan kolonialisme dan membentuk negara berdaulat, itulah yang harus kita hormati bersama.

Kami segenap ulama perempuan yang melaksanakan halaqah di Kota Semarang pada 27 – 29 Maret 2018 memiliki komitmen dan tekad bersama dengan menyatakan sikap sebagaimana berikut:

1. Perlunya mengedepankan prinsip-prinsip Islam dalam menjalankan amaliyah keagamaan—dengan tetap menjaga perbedaan-perbedaan cara pandang agama sebagaimana madzhab ahlussunah wal jama’ah;

2. Memperkuat paham Islam moderat—sebagai kekuatan Islam nusantara yang memiliki keragaman budaya, sosial dan ideologi. Dengan Islam moderat ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia akan tetap kokoh berdiri sebagai negara yang plural, menghargai segala bentuk perbedaan.

3. Memperkuat jaringan ulama perempuan dalam upaya edukasi pencegahan tindak radikalisme dan terorisme di daerah masing-masing. Sebab radikalisme dan terorisme yang masuk ke ranah generasi muda ikut mengancam kesatuan negara.

4. Meneguhkan pentingnya toleransi beragama sebagai pilar penting persatuan dan kesatuan Indonesia.

5. Meneguhkan kembali Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai ideologi bangsa yang tidak dapat digantikan dan tetap perlu mendorong pelaksaan di tengah masyarakat.

6. Menjaga persaudaraan lahir dan batin di tahun politik. Perbedaan pilihan bukan satu-satunya cara untuk memutus tali silaturrahim. Maka kedewasaan berpolitik bagi ulama perempuan menjadi sangat penting.

7. Menolak segala bentuk berita bohong (hoaks) dan menghentikan segala cara ujaran kebencian sebagai solusi menghentikan fitnah yang memecah belah bangsa.

8. Meminta kepada wakil rakyat untuk menjaga harga diri dengan berucap dan bersikap dengan sopan dan beradab.

Tags : Halaqah Ulama Perempuan ,

Berita Terkait