Membaca Peta Politik Pilbup Cirebon 2018

CIREBON, RADARBANGSA.COM - Pada pendaftaran Bakal Pasangan Calon (Bapaslon), Rabu 10 Januari 2018 yang lalu, di Pilkada Kabupaten Cirebon 2018 terdapat empat pasangan calon yang lolos dan akan memeriahkan hajat demokrasi di wilayah tersebut.

Banyak peristiwa yang mewarnai gelaran Pilkada Serentak 2018 di Kabupaten Cirebon. Dari drama koalisi hingga perebutan dukungan dari kelompok-kelompok berpengaruh di Kabupaten Cirebon.

Banyak juga fenomena yang membuat greget siapapun yang menyimak bagaimana konstelasi politik di Kabupaten Cirebon bergulir. Ada tokoh yang tadinya tidak mempunyai pasangan, namun di “tikungan” terakhir melakukan strategi politik dengan hasil di luar ekspektasi siapapun.

Ada juga paslon yang menerjemahkan Pilkada 2018 Kab. Cirebon sebagai perang “Baratayuda”. Penuh dengan teka-teki dan gebrakan politik dari masing-masing pasangan calon.

Hasilnya, Pilkada Kab. Cirebon telah melahirkan empat pasangan calon, yaitu pasangan Luthfi-Qomar yang didukung oleh PKB dan Partai NasDem, pasangan H. Kalinga-Dian yang didukung oleh Partai Gerindra, PKS dan PPP; pasangan Sunjaya-Imron didukung oleh PDI-P; terakhir pasangan Rakhmat-Yayat yang didukung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat, Partai Hanura, dan PBB.

Dari infografis yang dirilis citrust.id, masing-masing pasangan memiliki modal suara yang cukup merata. Koalisi PKB dan Nasdem yang mengusung pasangan Luthfi-Qomar memiliki modal suara sebanyak 253.834 suara dari 12 kursi DPRD yang dimiliki kedua partai ini.

Koalisi Gerindra, PKS dan PPP yang mengusung pasangan Kalinga-Dian memiliki modal 237.224 suara. Sedangkan PDI-P, pengusung pasangan Sunjaya-Imron, dan maju tanpa berkolaisi dengan partai lain memiliki modal sebanyak 222.253 suara.

Sementara koalisi paling ramai, Golkar, Demokrat, Hanura dan PBB yang mengusung pasangan Rakhmat-Yayat memiliki modal suara paling banyak dari sejumlah pasangan lain, yaitu sebanyak 284.073 suara dari 15 kursi DPRD.