Bertemu Nihayah, Susiana Berkisah Kekejian Majikan di Singapura

| Jum'at, 09/03/2018 13:17 WIB
Bertemu Nihayah, Susiana Berkisah Kekejian Majikan di Singapura Susiana (pegang mik) dan Berta Andriani (baju putih) mengisahkan deritanya ketika menjadi TKW di Singapura kepada Anggota Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh (dok @ninikwafiroh)

BANYUWANGI, RADARBANGSA.COM - Tatapan mata Susiana begitu sendu saat menceritakan nasibnya sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Singapura 2017 yang lalu kepada Anggota Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh, Jumat 9 Maret 2018.

Dalam sebuah acara bertajuk Sosialisasi Peluang Kerja ke Luar Negeri Migrasi Aman di Aula Kantor Kecamatan Muncar Banyuwangi , Susiana mengaku kerap mendapatkan perlakuan tak terpuji dari majikannya.

Makian, umpatan, hingga kekerasan fisik bagai makanan yang setiap hari disuguhkan oleh majikan Susiana.

“Saya disiram air panas oleh majikan, tapi dia juga tidak mau bawa saya ke hospital (rumah sakit), katanya baru disiram air panas, belum minyak panas,” ujar Susiana.

Ibarat jatuh ketiban tangga pula, Susiana tetap disuruh bekerja sekeras mungkin kendati dibawah tekanan yang tak berprikemanusiaan.

Menurut Susiana, kondisi tersebut membuatnya tak kerasan, tapi juga takut berbuat banyak lantaran ancaman dari sang majikan.

“Kalau saya mau pindah majikan tidak boleh, suami saya harus tebus 30 juta (kalau mau pindah/berhenti),” kata Susiana.

Suatu ketiak ia berinisiatif pergi ke agen, tempat ia pertama kali disalurkan sebagai tenaga kerja di Singapura.

Berharap mendapat pertolongan, ia pun mengadukan nasibnya kepada agen. Namun prediksi Susiana meleset jauh dari perkiraannya.

“Saya lari ke agen, tapi saya malah dimarahi juga,” ungkap Susiasa.

Selanjutnya Susiana bersama sejumlah temannya di agen tersebut berupaya untuk mendatangi kantor KBRI di Singapura.

Sesampainya di kantor KBRI ini, Susiana lalu menceritakan seluruh keluh kesahnya selama bekerja di Singapura.

Hingga ia bisa menghubungi keluarganya di Banyuwangi sekaligus meminta pertolong Nihayatul Wafiroh untuk membantu komunikasi dengan KBRI agar bisa segera pulang.

“Waktu itu saya sendiri yang telephone Kedutaan Indonesia di Singapura untuk mengurus kepulangan Susiana. Lalu mereka mendesak agen Susiana untuk segera memulangkannya. Akhirnya Susiana bisa pulang tanpa biaya sepeserpun,” ungkap Nihayah.

Tak berbeda jauh dengan nasib Susiana, Berta Andriani juga mengalami perlakuan serupa dari majikannya selama bekerja di Singapura.

Mendengar kisah kedua TKW ini, Nihayah mengaku sangat miris. Ia menyarankan kepada seluruh TKW untuk menyimpan nomor telephon dan juga alamat lengkap Kedutaan Indonesia.

“Kuncinya kalau urusan seperti ini jangan pernah berhenti mencari informasi,” pungkas Nihayah.

Tags : Nihayatul Wafiroh , TKW , PKB