Marhaenisme Kerap Disebut Marxisme, Cak Imin: Itu Keliru dan Ngaco!

| Rabu, 14/03/2018 11:46 WIB
Marhaenisme Kerap Disebut Marxisme, Cak Imin: Itu Keliru dan Ngaco! Cak Imin (berkacamata) lantunkan tahlil dan doa di makam Marhaen (dok PKB)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Serangkaian kegiatan yang digelar Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), A Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jawa Barat kemarin memantik beragam respon dari sejumlah kalangan.

Salah satu yang paling disorot adalah ketika Cak Imin mengenakan batik berwarna merah saat ziarah ke makam Mang Aen alias Marhaen, petani pencetus ideologi Marhaenisme yang dikembangkan presiden pertama RI, Ir Soekarno.

"Kenapa kesana? Karena Saya ingin menangkap semangat kaum yang termarginalkan," tutur Cak Imin usai ziarah makam Marhaen yang terletak di Kampung Cipagalo, RT 04/03, Kelurahan Mengger, Kecamatan Bandung Kidul, Kota Bandung, Selasa 13 Maret 2018.

Menurut Cak Imin, Marhaen adalah seorang petani, rakyat, Muslim yang taat dan santri, serta memiliki semangat untuk hidup dan berjuang, meski tidak memiliki apapun terutama modal untuk bisa maju dan hidup sejahtera.

Tak heran jika Marhaen selanjutnya menjadi inspirasi bagi Soekarno dengan menggagas paham marhaenisme. Namun hal itu berbanding terbaik dengan kondisi saat ini dimana marhaenisme tak banyak yang peduli.

“Sekarang ini siapa yang peduli dengan ajaran Marhaenisme? Apalagi menziarahi atau mengurus makamnya? Kita harus menghargai panutan dan teladan kita yang terdahulu,” tegas Cak Imin.

Padahal, kata Cak Imin, nilai-nilai Marhaenisme sejalan dengan perjuangan bersama untuk kemandirian bangsa, yaitu nasionalisme, demokrasi dan ketuhanan Yang Maha Esa.

Hal ini cukup wajar terjadi lantaran pandangan miring masyarakat terhadap marhaenisme. Dalam hal ini Cak Imin menegaskan bahwa pandangan tersebut salah.

“Keliru kalau ada yang bilang ajaran Marhaenisme seperti ajaran Marxisme ala Indonesia. Itu ngaco! Marhaenisme mengenal dan berbasis azas ketuhanan!,” papar Cak Imin.

Oleh karena itu, Cak Imin dengan karakter santrinya yang sangat kuat merasa terpanggil untuk memadukan marhaenisme dengan nilai-nilai rahmatan lil alamin yang selama ini digaungkan oleh pendiri PKB, Gus Dur.

“Saya ingin menerapkan dua paham yang berbeda antara Soekarno dan Gusdur yang kami sebut Sudurisme yang merupakan dua kekuatan utama sebagai inpirasi antara Islam dan lokalitas Indonesia,” tegas Cak Imin.

Tags : Cak Imin , PKB , Marhenisme

Berita Terkait