Sekjen PKB Urai Tiga Kriteria Cawapres Jokowi

| Sabtu, 17/03/2018 08:21 WIB
Sekjen PKB Urai Tiga Kriteria Cawapres Jokowi Ketua Umum PKB, A Muhaimin Iskandar (dok PKB)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding menilai kepemimpinan nasional dapat dibilang sukses ketika mampu menyuguhkan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi yang dipimpin. Karding berujar seorang pemimpin dipilih dan diangkat kecuali untuk mensejahterakan rakyat.

Dalam konteks ini, menurut Karding, kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini telah mampu memberi kemaslahatan bagi masyarakat Indonesia. Salah satu yang sangat nampak adalah tumbuhnya infrastruktur secara merata di Indonesia sehingga aktifitas perekomian masyarakat menjadi lancar.

“Dan sepanjang ini PKB merasa nyaman terhadap kepemimpinan Jokowi. PKB juga menilai bahwa apa yang dilakukan pak Jokowi ini sudah sama dengan prinsip kita, yaitu mengupayakan kesejahteraan rakyat, banyak kemajuan yang kita alami selama kepemimpinan pak Jokowi ini,” kata Karding di Jakarta, Jumat 16 Maret 2018.

Namun, Pilpres 2019 yang semakin dekat juga menumbuhkan berbagai spekulasi terkait siapa yang bakal mendampingi Jokowi setelah Jusuf Kalla mengaku tak ingin lagi menjadi Wakil Presiden. Dalam hal ini Karding membeberkan beberapa kriteria sosok yang selayaknya bisa mendampinginya.

Pertama, cawapres Jokowi adalah orang yang mampu memperkuat, mengisi dan menyempurnakan visi misi Jokowi. Karena kalau Capres dan Wapres tidak sepaham, kata Karding, agak kurang nyaman dan kurang enak dipandang mata. “Menurut saya itu tidak tepat (kalau tidak sepaham) Selain juga perlu diikat oleh chemistry antar keduanya,” terang Karding.

Kedua, cawapres itu harus mampu mendorong dan mendogkrak elektabilitas Jokowi. Melihat hasil survei, elektabilitas Jokowi ini berada di antara 47-52 persen. Itu artinya Jokowi belum bisa dikatakan otomatis jadi, karena harus mampu mengangkat lebih dari 50 persen sehingga cawapresnya nanti harus bisa memiliki nilai tambah tingkatkan elektabilitas Jokowi.

Ketiga, lanjut Karding, Cawapres Jokowi adalah tokoh Islam moderat yang mampu menjadi penengah ketegangan ragam isu agama yang belakangan ini kerap terjadi.

“Saya melihat pasca kekalahan pak Ahok seolah publik melinierkan bahwa pak Ahok itu adalah bagian Jokowi dan lainnya bukan Jokowi. Artinya pak Jokowi banyak diserang menggunakan isu agama. Itulah faktanya. Disamping itu isu-isu beliau dituduh macam-macam tentang komunisme misalnya,” ujarnya.

Cak Imin Pilihan Tepat

Karding yang juga Ketua Umum Keluarga Alumni Perikanan Undip (Kerapu) ini tak menampik jika seluruh aspek tersebut ada pada diri A Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Menurut Karding, Cak Imin adalah tokoh santri yang tentu mengadopsi karakter Islam moderat, sarat pengalaman, serta elektabilitasnya terus meningkat.

Apalagi banyak Kiai dan komponen masyarakat di seantero negeri merestui cucu pendiri NU KH Bisri Syansuri itu mendampingi Jokowi. Karding menekankan figur yang bakal menjadi pendamping Jokowi kelak harus mampu menjadi solusi ragam persoalan tersebut, bukan malah memperkeruh.

“Jadi wapres pak Jokowi ini adalah orang yang memiliki identitas agama yang kuat, didukung oleh basis yang kuat. Pilihan strategisnya adalah memilih NU atau PKB menjadi wakilnya,” kata Karding.

“Dan saya yakin pak Jokowi juga suka dengan sosok progresif seperti pak Muhaimin ini. Yang pasti tidak boleh sembarangan memilih calon pemimpin dari 250 juta penduduk Indonesia,” pungkas Karding.

Tags : Cak Imin , Cawapres , Jokowi , Kadir Karding

Berita Terkait