LSI Denny JA: Cak Imin Potensial Cawapres Jokowi, Prabowo dan Gatot

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Elektabilitas tokoh nasional, Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin semakin merangkak naik, khususnya terkait upayanya maju sebagai Cawapres pada Pilpres 2019 mendatang.

Teranyar, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei bagi Capres dan Cawapres ideal. Hasilnya nama Joko Widodo tetap memuncaki hasil survei, sementara nama Cak Imin juga memperoleh hasil yang tak kalah baik sebagai Cawapres dari unsur Islam.

Cak Imin adalah Cawapres muslim ideal Jokowi dengan nilai 36. Posisi Cak Imin adalah yang kedua setelah TGB Zainul Majdi yang meraih nilai 37, disusul Romahurmuzi di posisi ketiga dengan nilai 35.

LSI Denny JA juga merilis hasil survei Cawapres potensial untuk Prabowo Subianto. Hasilnya nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan memperoleh nilai tertinggi, 37. Disusul Cak Imin di posisi kedua dengan nilai 36, lalu TGB Zainul Majdi di posisi ketiga dengan nilai 35.

Lain halnya dengan hasil survei Cawapres pendamping Gatot Nurmantyo. LSI Denny JA menyebut Cawapres paling potensial mantan Panglima TNI itu adalah Cak Imin dengan nilai 38. Disusul tempat kedua Agus Harimurti Yudhoyono dengan nilai 37, dan Ahmad Heryawan di tempat ketiga dengan nilai 36.

Dari hasil survei tersebut terlihat jelas nama Wakil Ketua MPR RI itu mendulang elektabilitas yang cukup tinggi. Bahkan Cak Imin sangat potensial disandingkan dengan tokoh manapun sebagai Cawapres dari unsur Islam.

Metode yang dilakukan LSI Denny JA dalam survei Cawapres potensial ini cukup baik. Selain menggunakan 6 kriteria dan sistem skor, mereka juga melibatkan 30 ahli dari latar peneliti dan juga akademisi untuk menilai.

Sedangkan 6 kriteria itu adalah dapat menambah elektabilitas, kecukupan partai, kapasitas dan kemampuan memerintah, akseptabilitas, mampu akomodir kelompok lain, dan dapat menambah dana kampanye.

Survei digelar dalam periode 28 April-5 Mei 2018 dengan metode multistage random sampling. Ada 1.200 responden yang disurvei. Margin of error survei 2,9 persen. Metode wawancara adalah tatap muka dan menggunakan kuesioner.