Said Aqil Siroj Dirikan SAS Institute, Ini Alasannya

| Kamis, 02/08/2018 10:35 WIB
Said Aqil Siroj Dirikan SAS Institute, Ini Alasannya Kiri-Kanan: Abdul Muhaimin Iskandar, KH Said Aqil Siroj, Luhut Binsar Panjaitan saat peresmian SAS Institute (dok PKB)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj mendirikan sebuah lembaga studi berbasis pendidikan Said Aqil Siroj atau SAS Institute. Lembaga ini didirikan karena maraknya kekerasan di masyarakat yang mengatasnamakan agama.

Dalam peresmian lembaga itu, berbagai pemuka agama hadir memimpin doa demi kehidupan bangsa Indonesia. Kehadiran para pemuka agama itu mewakili visi dan misi SAS Institute yang memiliki keperdulian terhadap pengembangan nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan atau nasionalisme.

Sehingga, nantinya akan mendukung terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang saling toleransi.

"SAS Institute telah berdiri dan memulai kegiatan sejak november 2016 lalu, lembaga ini peduli terhadap pengembangan wawasan kebangsaan, nilai nasionalisme," ujar Direktur SAS Institute, M Imdadun Rahmat di Jakarta Pusat, Rabu 1 Juli 2018.

Imdadun menjelaskan, SAS Institute sendiri lahir akibat kegelisahan publik terhadap intimidasi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Berangkat dari keprihatinan terhadap berbagai persoalan, khususnya lemahnya nasionalisme itu, para anak muda dari berbagai latar belakang kelompok, agama, partai politik bersatu mendirikan SAS Institute.

Lahirnya lembaga ini terinspirasi dari gagasan, pemikiran dan kiprah Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj. Sebagai seorang tokoh nasionalis ia dikenal sebagai tokoh pembaharu dengan ide dan pemikiran progresif yang berpengaruh kuat terhadap berbagai kalangan.

"SAS Institute diniatkan sebagai sarana menggemakan (echoing), penguatan (emphowering) dan percepatan (accelerating) ide, gagasan dan pemikiran besar Kiyai Said Aqil sehingga terbentuk Indonesia yang bertoleransi," ungkap Imdadun.

Dalam acara tersebut, turut hadir Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dan sejumlah perwakilan partai politik.

Tags : Said Aqil Siroj , PBNU , SAS Institute

Berita Terkait