Laskar Aswaja Sampang Tolak Kedatangan Sandiaga, Ini Alasannya

| Rabu, 02/01/2019 09:36 WIB
Laskar Aswaja Sampang Tolak Kedatangan Sandiaga, Ini Alasannya Sekelompok pemuda yang mengatasnamakan Laskar Aswaja Sampang menolak kedatangan Sandiaga Uno (dok Youtube Riwen Dai)

SAMPANG, RADARBANGSA.COM - Puluhan orang yang mengatasnamakan Laskar Aswaja Indonesia Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, menolak kedatangan Calon Wakil Presiden nomor 02 Sandiaga Uno, Selasa 1 Januari 2019.

Aksi penolakan tersebut dilakukan di depan Monumen Perjuangan Sampang Kota, dengan panggung berhias spanduk bertuliskan menolak kedatangan Sandiaga Uno.

Selain panggung dan spanduk penolakan kedatangan cawapres pendamping Prabowo Subianto ini, massa juga memainkan musik tradisional dan memberikan selebaran penolakan kepada pengguna jalan yang sedang melintas.

Abd Wahed, Koordinator Aksi Damai Laskar Aswaja Sampang, melalui rilis yang diterima Beritajatim.com mengatakan, aksi ini adalah demonstrasi damai dalam rangka menolak kedatangan Sandiaga Uno ke Sampang.

Menurut dia, ada tiga alasan mengapa pihaknya menolak kedatangan Sandiaga Uno ke Sampang. Pertama, Sandiaga sebaga cawapres telah melangkahi makam salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri di Kompleks Pondok, Denanyar, Jombang beberapa waktu lalu.

Kedua, karena dia diduga memiliki dosa sosial ekologis yakni perampasan dan perusakan lingkungan melalui industri tambangnya kurang lebih 900 hektare lahan hijau di Tumpang Pitu Banyuwangi.

Melalui perusahaan tambang miliknya, PT. Merdeka Copper Gold Tbk (dengan IUP PT Bumi Suksesindo (BSI) dan PT Damai Suksesindo (DSI), Sandiaga disebut mengeruk kandungan mineral gunung tersebut dan menghilangkan keanekaragaman hayati tambang terbesar kedua setelah Freport itu.

"Ketiga, Sandiaga Uno diduga merupakan Komisaris PT Duta Graha Indah (DGI) yang berganti nama PT Nusa Kontruksi Enjineering (NKE)," terangnya. Perusahaan ini sempat berurusan dengan KPK lantaran dugaan markup anggaran pembangunan RS Udayana yang merugikan negara senilai 25 miliar pada 2017 yang lalu.

Selain itu, Wahed membeberkan, hal ini sangat bertolak belakang dengan gelar `santri post-Islamisme` yang sebelumnya disematkan Presiden PKS Sohibul Iman kepada Sandiaga Uno.

"Mestinya sebagai seorang santri, Sandiaga Uno tahu adab, etika, tata krama dan sopan santun seorang santri. Apalagi sebagai seorang calon pemimpin, selayaknya tahu kultur dan kearifan lokal budaya Indonesia,” tukas dia.

Tags : Pilpres 2019 , Sandiaga , Sampang

Berita Terkait