Lomba Cerpen Santri

I am Proud of Santri

| Senin, 12/11/2018 13:56 WIB
I am Proud of Santri Dok Radarbangsa

Oleh: Wafirotun Nisa

RADARBANGSA.COM - Suara riuh yang membuat pandanganku beralih terhadapnya, ada yang asik ngobrol dengan bahasa asing, ada yang diam-diam memerhatikanku, ada juga yang merengek pada ibunya yang sepertinya tidak ingin di tinggalkan. Ternyata mereka merasakan apa yang aku rasakan.

Ya, sekarang aku disini, dengan memakai gamis berwarna pink, yang membuat tubuhku terasa menjadi lebih besar dan sulit berjalan. Sehingga aku merasa tidak percaya diri dengan baju syar’i yang belum pernah aku pakai sebelumnya. Ini adalah sebuah tempat yang asing bagiku, orang-orang biasa menyebutnya “PENJARA SUCI”, tempat yang sering diceritakan Umi dan Abi padaku, yang mungkin itu menjadi alasanku bisa berada disini, semua itu karena permintaanya mereka.
 
“ ka...Umi pulang ya, kakak yang betah disini. Umi tidak punya apa-apa untuk mengajarkan kakak ilmu pengetahuan, sekolah saja Umi hanya sampai SD” sembari tersenyum dan menghiburku. 
 
“makanya Umi titipkan kakak ke pesantren supaya kakak menjadi orang yang berpengetahuan tinggi tidak seperti Umi...” 
 
Aku tidak bisa berkata apa-apa, aku gugup, marah, tapi tidak bisa menentang. Aku mengantarkan Umi sampai depan gerbang pesantren sambil pamit pada Abi yang tidak bisa masuk ke asrama putri, jadi sejak tadi Abi hanya menunggu aku dan Umi diluar asrama. Abi pun menasihatiku sama halnya seperti nasihat Umi tadi. Tapi tetap saja aku tidak mengeluarkan kata sedikit pun.
 
Akhirnya aku membiarkan Umi dan Abi pergi, pandanganku terus ke arah mobil yang semakin jauh dari tempatku berdiam diri. Ingin rasanya ku kejar, tapi tidak bisa. Detak jantungku begitu kencang, badanku bergetar, air mata yang tidak bisa dibendung lagi dan hatiku berkata
 
“Umi.. Abi.. jangan tinggalkan kakak sendiri disini...kakak takut mi!”. Namun semuanya sia-sia, Umi dan Abi telah menghilang dari pandanganku.
Cukup lama aku berdiam diri di tempat itu, adzan pun berkumandang menandakan waktu ashar telah tiba. Dengan itu, bukan Umi, Abi dan rumah yang aku pikirkan, yang aku pikirkan sekarang bagimana caranya aku bertahan hidup di tempat ini tanpa mereka.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait