Lomba Cerpen Santri 2018

Menjadikan Kekurangan sebagai Kelebihan

| Senin, 12/11/2018 20:22 WIB
Menjadikan Kekurangan sebagai Kelebihan Dok Radarbangsa

Oleh: Susilawati

RADARBANGSA.COM - Namaku Aqila Saira, usiaku tujuh belas tahun, aku hanya memiliki satu kekurangan, yaitu aku tida memiliki kelebihan. Konyol memang, tapi apa adanya. Setelah lulus sekolah menengah atas, aku sangat bingung untuk memilih jurusan apa yang akan ku ambil saat kuliah nanti. Bagaimana tidak.?

Cita-citapun aku tidak punya. kenapa? Karena ku merasa tidak memiliki kelebihan. Ya, jika menjadi guru, aku tidak berbakat untuk mengajar. Menjadi dokter, melihat darah sedikit saja aku langsung pinsan. Menjadi pramugari, ya, mungkin itu satu-satunya yang bisa aku lakukan. Cantik, pintar dan terlahir dari orang tua kaya raya. Tapi ku rasa tidak, karena aku takut ketinggian. Aish, nmalang sekali nasibku ini. Dan kategori terakhir yang bisa ku ambil adalah “Pesantren. Iya menjadi santri”. Dan semuanya berawal dari meja bundar.

“sayang, kamu akan ambil jurusan apa jika lulus nanti?” Di meja bundar ini papa mananyai ku sambil mengolesi rotinya dengan selai kacang kesukaannya.

Aku merasa tertohok sial, kenapa papa menyakan hal itu? Sedikitpun tidak terbersit dalam fikiranku untuk melanjutkan kuliah. Aku menjawabnya dengan hanya mengangkatkan bahu. “Kenapa?” papa bertanya lagi. Sebenarnya aku ingin menjawab bahwa aku ingin menjadi pembalap. Tapi papa pasti tidak akan setuju.

Dan fikiranku buyar saat mama datang dengan segelas susu coklat di tangan kirinya. Dan sebuah smartphone di tangan kanannya. Syukurlah mamah datang dan menghentikan pertanyaan papa. “ Kamu, berhentilah membuat masalah!” mama bicara sesaat setelah duduk dan menyodorkan segelas susu itu padaku, aku dan papa bersamaan menoleh. Aku mengernyitkan dahi, apa maksud mama berkata seperti itu?.

“Seorang polisi lalu lintas menelpon mama, dia bilang mama harus ganti rugi, karena tadi malam kamu menabrak mobilnya, benar begitu?? CKCKC, itu namany pelanggaran, untung saja polisi itu berbaik hati untuk tidak menjebloskan mu ke penjara, tentunya atas tuduhan tabrak lari. Kamu itu benar-benar membuat papa malu” mama mengomel, sementara papa masih asyik dengan sarapan paginya. Ooh, tenyata masalah itu. Aah, dasar polisi mata duitan !! dia bilang tidak akan melaporkan aku jika aku membayarnya.

“ma, lagi pula itu kesalahannya sendiri!! Aku sudah memperingatkannya untuk minggi, tapi dia tidak mendengarkan, dia malah terus diam di tengah jalan dan bersi kerasa menilang mobilku, tentu saja dia aku tabrak.”

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait