Pariwisata Sepi Akibat Corona, Ini Usulan Kadin

| Senin, 17/02/2020 15:48 WIB
Pariwisata Sepi Akibat Corona, Ini Usulan Kadin Imbas Corona, Sektor Pariwisata Sepi (Foto: Digination.ID)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Dampak Virus Corona paling terasa adalah di sektor pariwisata. Tiap tahunnya, wisatawan China yang datang ke Indonesia mencapai dua juta wisatawan. Wabah ini menimbulkan anjloknya pendapatan RI di sektor pariwisata, mulai dari maskapai penerbangan, hotel hingga pertokoan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Pariwisata Kosmian Pudjiadi memperkirakan total penurunan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 6, 3 juta kunjungan atau 19 juta roomnights.

Kosmian memperkirakan jika di tahun 2019 total wisman mencapai 16 juta maka akan berkurang menjadi 10 juta kunjungan. Jika ave spending (pengeluaran rata-rata) 1000 dollar AS, maka akan ada loss forex sebesar 10 milyar dollar AS.

Sementara penurunan turis domestik diperkirakan dari sekitar 270 juta kunjungan akan turun 20% atau sekitar 50 juta kunjungan dengan ave stay (rata-rata tinggal) 1,5 malam, dengan total 75 juta roomnights. Jika ave spending Rp 500.000, maka akan ada loss RP 37,5 Trilun.

Beberapa usulan Kadin atas dampak penurunan ini adalah, Pertama, pengadaan pembiayaan semacam fasilitas likuiditas Pembiayaan Pariwisata  dengan bunga disubsidi dan pembiayaan dengan kredit ekspor. Yakni yang bisa digunakan untuk take over existing kredit bank, untuk membiayai renovasi dan pengembangan atau pembangunan baru.

Kedua, relaksasi pembayaran pokok dan bunga bank selama 1-3 tahun. 

Ketiga, relaksasi pembayaran pajak daerah dan pajak pusat serta penghapusan denda dan bunga 2%/bulan selama 1-3 tahun. 

Keempat, meningkatkan kegiatan government meeting ke daerah-daerah tujuan wisata yang akan dikembangkan.

Kelima, menghilangkan dampak psikologis akibat virus corona. “Harus ada kampanye save traveling via airplane ataupun kereta api. Tingkat kematian corona hanya 2,5% , jauh lebih kecil dari demam berdarah dan TBC, dan SARS”.

Keenam, kegiatan Government Meeting dapat diprioritaskan pada rantai manajemen lokal untuk menyelamatkan hotel-hotel daerah.

Dirinya melanjutkan, untuk meningkatkan UMKM daerah, dalam kegiatan government meeting di daerah, dapat diadakan kunjungan wisata setengah hari, wisata kuliner dan belanja oleh-oleh khas daerah.

Ketujuh, pajak atau pungutan daerah untuk hotel dan restoran, pajak hiburan dan lainnya dijadikan pajak pariwisata yang besarnya maximum 7 %, diturunkan dari yang asalnya 10%, dan dibagi kepada Pemda TK I Provinsi, Pemda TK II Kabupaten dan BPPI/BPPD untuk promosi pariwisata. Sebagai pembanding, pajak hotel di Singapore GST 7%, Malaysia SST6% , Brunei  tidak ada pajak, Thailand VAT 7% dan Vietnam VAT 7%. 

Tags : Corona , Pariwisata , Kadin

Berita Terkait