Harga Cabai Anjlok, Kementan Sarankan Petani Terapkan Pola Tanam Tumpangsari

| Selasa, 12/05/2020 12:22 WIB
Harga Cabai Anjlok, Kementan Sarankan Petani Terapkan Pola Tanam Tumpangsari Permintaan Terhadap Cabai Lebih Rendah (Foto: Halloriau)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Wabah Covid-19 telah menyebabkan harga beberapa Komoditas di pasaran anjlok. Salah satunya adalah komoditas cabai yang hanya dihargai Rp5.000 per kilogram. Sebelumnya cabai per kg biasa dihargai Rp20.000.

Menurut data dari kementerian pertanian, sebagian besar wilayah sentra mulai panen raya sejak bulan April lalu dan diprediksi panen berlangsung hingga bulan Juli mendatang. Kendati demikian melimpahnya hasil panen tersebut ternyata tidak sebanding dengan permintaan pasar.

Akibatnya memang terjadi kelebihan pasokan yang berdampak pada jatuhnya harga sehingga petani kekurangan modal untuk menanam kembali. 

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa kondisi saat ini diluar prediksi karna sebelumnya pihaknya sudah mengatur pola tanam dan membuat peringatan dini dalam bentuk data Early Warning System (EWS) yang dikirimkan ke seluruh wilayah setiap bulan. Lebih lanjut, pihaknya juga telah memfasilitasi sewa cool storage di beberapa wilayah yang dapat digunakan petani untuk menyimpan hasil panen petani.

"Nanti dijual ketika harga sudah membaik. Kami juga fasilitasi biaya distribusi dari daerah produksi surplus ke daerah minus," lanjut dia. 

Anton juga berpesan agar petani lebih cerdas dan tidak kaku dalam berbudidaya. Misalnya dengan pola budidaya tumpangsari. 

"Jadi tidak hanya menanam cabai saja, tapi tumpangsari dengan komoditas lainnya sehingga jika harga cabai jatuh, masih ada pemasukan dari komoditas lain yang masih memberikan keuntungan," ungkap Anton. 

Kementan, sambungnya juga melakukan relokasi anggaran untuk memfasilitasi bantuan benih hortikultura. Antara lain benih cabai, sayur-sayuran lainya dan benih buah-buahan.

Berdasarkan data EWS bulan Agustus hingga Oktober mendatang, produksi khususnya untuk aneka cabai diprediksi akan mengalami surplus nasional yang sangat tipis. Hanya sekitar 5rb-9rb ton pada bulan September-Oktober. Hasil produksi tersebut dampak dari mulai terjadinya musim kemarau dan menurunnya minat tanam petani karena rendahnya harga yang terjadi saat ini.

"Hal tersebut menjadi perhatian pemerintah. Sehingga dengan kebijakan bantuan benih yang diberikan, kami berharap petani tetap dapat menamam pada bulan Mei-Juni ini sehingga produksi cabai nantinya dapat memenuhi permintaan pasar," tutup Anton.

 

 

Tags : Cabai , Harga , Kementan

Berita Terkait