Indonesia Siap Kolaborasi Pengembangan Produk Vaksin dan Teknologi Laser Tracing COVID-19

| Senin, 24/08/2020 15:26 WIB
Indonesia Siap Kolaborasi Pengembangan Produk Vaksin dan Teknologi Laser Tracing COVID-19 Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat berkunjung ke Abu Dhabi, UEA, Sabtu (22/8). (Foto: twitter @KemenBUMN)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengakhiri pandemi COVID-19 secara klinis. Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyaksikan lagi penandatangan nota kesepahaman penanganan COVID-19 dengan perusahaan di UEA pada Sabtu, 22 Agustus 2020 lalu.

Kerjasama dengan G42, perusahaan artificial intelligence yang bermarkas di Abu Dhabi, UEA ini melibatkan dua perusahaan BUMN, Kimia Farma dan Indofarma. Nota kesepahaman (MOU) tersebut ditekankan pada penerapan alat deteksi COVID-19 berbasis laser di Indonesia, kesepakatan kapasitas serta pengembangan produksi vaksin, farmasi, dan kerjasama yang luas di bidang layanan kesehatan, termasuk pula riset dan distribusi.

"Saya berterima kasih kepada Ibu Retno, Menlu kita atas kelancaran road show yang sudah berlangsung di dua negara. Terutama di UEA yang hasilnya sangat maksimal. Tak hanya di bidang kesehatan kita mencapai banyak kesepakatan, tapi juga di bidang pangan dan energi yang menjadi prioritas kami dalam menghadapi perubahan yang disebabkan pandemi Covid-19 ini," kata Erick dilansir dari laman resmi Kementerian BUMN, Senin, 24 Agustus 2020.

Dalam MOU dengan G42 tersebut, perusahaan BUMN bidang farmasi yakni Kimia Farma dan Indofarma nantinya akan berbagi tugas. Kimia Farma akan difokuskan pada pengembangan produk-produk vaksin, termasuk vaksin COVID-19 dan juga cakupan produk farmasi, layanan kesehatan, riset dan uji klinis, serta pemasaran dan distribusi. Direncanakan pada kuartal III 2021, G42 akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin Covid-19 yang kini tengah menjalani uji klinis tahap III di Abu Dhabi, UEA.

Sementara dengan Indofarma, kolaborasi dengan G42 ditekankan pada pengadaan test kit intelligence dengan teknologi laser untuk membantu tracing orang yang terpapar virus Covid-19.

"Hal ini menunjukkan bahwa transformasi pada industri farmasi dalam negeri tidak membuat kita menjadi jago kandang. Kemampuan industri farmasi dalam negeri tak hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga mampu menjadi partner yang baik dalam memperkuat produksi vaksin untuk pasar luar negeri," terangnya.

Erick menambahkan, kerjasama ini akan berlangsung untuk jangka panjang. Karena antara G42 dengan Kimia Farma dan Indofarma akan melakukan penelitian bersama, alih teknologi, dan penggarapan pasar bersama vaksin untuk Timur Tengah dan Benua Afrika.

Tags : Menteri BUMN , Indonesia , UEA , Vaksin , COVID-19

Berita Terkait