Harga Daging Sapi Mahal, Ini Sebabnya!

RADARBANGSA.COM - Masyarakat kembali diributkan dengan harga bahan makanan yang kembali naik. Setelah naiknya kedelai dan cabai, kali ini harga bahan makanan yang dikeluhkan adalah daging sapi.

Keluhan masyarakat ini lantas membuat Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) buka suara yang salah satunya diekspresikan melalui pemogokan masal oleh para penjual daging di Pasar Rakyat se Jadetabek.

Menanggapi hal ini, Jenderal Kementerian Perdagangan (Kemendag) Suhanto mengatakan jika pada dasarnya kenaikan harga daging disebabkan karena kenaikan harga karkas di tingkat Rumah Pemotongan Hewan (RPH).

"Memang sekarang terjadi penyesuaian harga dari RPH antara 11,6—12,6 persen," tutur Suhanto dalam siaran pers virtual Kemendag," Jumat 22 Januari 2021.

Selain itu kenaikan harga daging sapi di RPH juga disebabkan naiknya harga sapi bakalan asal Australia selama satu semester terakhir.

Suhanto merinci, harga daging sapi pada Juni lalu sebenarnya masih berada di kisaran USD 2,8/kg berat hidup. Lalu pada Januari 2021 ini berubah menjadi USD 3,78/kg berat hidup.

Faktor utama penyebab kenaikan harga sapi bakalan di Australia karena adanya program repopulasi, pemenuhan permintaan konsumsi dalam negeri, dan peningkatan permintaan dari negara lain terutama pada tiga bulan terakhir.

Kendati demikian Suhanto mengatakan jika Kemendag telah berkoordinasi dengan pemasok daging sapi dan APDI untuk memastikan kelancaran distribusi pasokan dan ketersediaan daging di pasar di wilayah Jadetabek.

Lebih lanjut, pihaknya juga telah bertemu dengan para importir sapi bakalan dan mengimbau importir untuk membantu menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga sapi bakalan sampai di RPH.

“Saat ini stok daging sapi tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Kemendag terus berupaya menjaga stok agar masyarakat tetap memiliki akses ke daging sapi,” tutup Suhanto.