Indonesia Bisa Lebih Awal Menyetop Penggunaan PLTU Jika Dapat Bantuan Dana

| Kamis, 04/11/2021 12:13 WIB
Indonesia Bisa Lebih Awal Menyetop Penggunaan PLTU Jika Dapat Bantuan Dana Pembuangan Gas oleh PLTU Sebabkan Polusi Udara (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Indonesia dapat menghentikan pembangkit listrik tenaga batu bara lebih awal yakni pada 2040 jika mendapat bantuan keuangan yang cukup dari masyarakat internasional.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani di sela-sela kehadirannya di konferensi perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, Rabu 3 November 2021.

Sebelumnya, pemerintah Indonesiaaberencana untuk menghentikan penggunaan batu bara untuk listrik pada tahun 2056, sebagai bagian dari rencana untuk mencapai emisi nol karbon bersih pada tahun 2060 atau lebih awal.

Indonesia sendiri saat ini tercatat sebagai negara terpadat keempat di dunia dan penghasil gas rumah kaca terbesar kedelapan, dengan batubara menyumbang sekitar 65% dari bauran energi, sekaligus menjadi pengekspor batu bara terbesar di dunia.

“Kalau kita mau maju sampai 2040, maka kami perlu dana untuk pensiunkan batu bara lebih awal dan untuk membangun kapasitas baru energi terbarukan. Itulah yang sekarang menjadi inti isu dan saya sekarang sebagai menteri keuangan menghitung apa artinya pensiun batu bara lebih awal. Berapa biaya yang membebani kami?" Kata Menkeu seperti dikutip Reuters, Kamis 4 November 2021.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pekan lalu mengatakan kepada parlemen Inggris bahwa Presiden Joko Widodo telah mengatakan Indonesia akan memajukan penghapusan penggunaan batu bara hingga 2040.

Indonesia sebelumnya belum mengkonfirmasi rencana tersebut.

Sri Mulyani mengatakan untuk memenuhi target tersebut tergantung pada mendapatkan bantuan keuangan dari lembaga multilateral, sektor swasta dan negara-negara maju.

Sri Mulyani mengatakan negara itu juga akan membutuhkan dukungan internasional untuk memastikan listrik tetap terjangkau ketika beralih ke sumber terbarukan, mengutip perhitungan sementara kebutuhan $ 10 miliar hingga $ 23 miliar dalam "subsidi implisit" untuk proyek pembangkit listrik terbarukan hingga 2030.

"Jika ini semua seharusnya dibiayai dari uang pembayar pajak kami, itu tidak akan berhasil. Dunia bertanya kepada kami, jadi sekarang pertanyaannya adalah apa yang bisa dilakukan dunia untuk membantu Indonesia?"

"Presiden selalu mengatakan, `Saya akan ambisius jika (masyarakat) internasional juga sejalan dengan ambisi ini`," tambahnya.

 

 

Tags : Batubara

Berita Terkait