Pasar Beras Asia Bersiap Menghadapi Tekanan Lebih Besar

| Kamis, 12/10/2023 10:42 WIB
Pasar Beras Asia Bersiap Menghadapi Tekanan Lebih Besar Beras Impor di salah satu gudang Perum Bulog. (Foto: klikpositifcom)

RADARBANGSA.COM - Pasar beras telah mengalami gejolak selama berminggu-minggu setelah India meningkatkan pembatasan pengiriman beras pada akhir Juli. Langkah ini telah membuat khawatir negara-negara di Asia dan Afrika, menyebabkan kesibukan untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan pasokan dan diplomasi, memicu peringatan-peringatan mengenai penimbunan, dan mendongkrak inflasi di Filipina dan Indonesia.

El Nino biasanya membawa kondisi yang lebih panas dan lebih kering di beberapa bagian Asia, dan dapat menyebabkan kekeringan dan kebakaran hutan. Indonesia berencana untuk mengimpor lebih banyak biji-bijian tahun ini dan tahun depan, dan mengatakan bahwa produksi tahun 2023 bisa turun 1,2 juta ton. Produksi gabah diperkirakan mencapai 54,5 juta ton, sedikit lebih rendah dari tahun 2022.

Vietnam, eksportir beras terbesar ketiga di dunia, meminta para petani di bagian Delta Mekong yang menyumbang 26% dari panen musim dingin-musim semi di wilayah tersebut, agar mulai menanam pada awal bulan ini, bukan November. Arahan ini diberikan untuk menghindari kekurangan air pada akhir panen, karena El Niño.

Di seluruh Asia, berbagai negara memperingatkan akan adanya El Nino. Indonesia sebagai importir utama telah menunjukkan adanya sedikit penurunan produksi. Sementara itu, Vietnam telah meminta para petani untuk menanam padi lebih awal dari biasanya untuk menghindari kekurangan air. Filipina juga memberikan bantuan kepada para petani untuk mengatasi cuaca yang menyebabkan inflasi beras melonjak.

Kekhawatiran cuaca yang merebak di pasar beras adalah tanda-tanda pertama dari kekhawatiran nyata tentang dampak El Niño. Fenomena iklim siklis ini dapat mengeringkan tanaman, membebani jaringan listrik, berdampak pada penangkapan ikan, dan memutus akses ke tambang karena banjir di berbagai wilayah di Asia dan Afrika, hingga Amerika Selatan.

"Banyak tanaman, terutama yang sangat bergantung pada pasokan air, akan sangat terpengaruh oleh El Nino," kata Muhamad Shakirin Mispan, seorang profesor di Institut Ilmu Biologi Universiti Malaya. Produksi produsen-produsen beras utama yang lebih rendah akan "secara signifikan berdampak pada pasokan beras global, yang tidak hanya mempengaruhi Asia Tenggara tetapi juga bergema di seluruh dunia," tambahnya seperti dikutip Bloomberg, Kamis 12 Oktober 2023.

Sebelumnya, pasar telah diguncang oleh pembatasan ekspor dari pengekspor utama India, dan cuaca yang lebih kering akibat El Nino mengancam akan menyebabkan lebih banyak kekacauan. Hilangnya produksi berisiko mengetatkan pasokan global, dan dapat mendorong reli harga yang telah sempat mendingin baru-baru ini dari level tertinggi dalam hampir 15 tahun terakhir.

Tags : Pasar Beras , El Nino

Berita Terkait