Stok China Naik, Harga Tembaga dan Nikel Merosot

| Rabu, 28/02/2024 15:41 WIB
Stok China Naik, Harga Tembaga dan Nikel Merosot Tambang Nikel di Indonesia (MTO)

RADARBANGSA.COM - Harga tembaga melemah pasa Rabu siang, karena kekhawatiran permintaan yang berasal dari lonjakan persediaan di gudang bursa berjangka China dan penguatan dolar membebani harga.

Harga tembaga untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange (LME) turun 0,2% menjadi USD8,459 per metrik ton pada pukul 14.01 WIB, demikian laporan Reuters, di Beijing, Rabu 27 Februari 2024.

Sementara, kontrak tembaga April yang paling aktif diperdagangkan di Shanghai Futures Exchange (SHFE) berkurang 0,1% menjadi 68.760 yuan (USD9.551,33) a ton.

Logam dasar lainnya di kompleks LME juga berguguran. Aluminium turun 0,2% menjadi USD2.187 per ton, nikel anjlok 1% menjadi USD17.290, seng (zinc) melemah 0,7% menjadi USD2.404, timbal (lead) menyusut 0,3% menjadi USD2.084 dan timah melorot 0,7% jadi USD26.165.

Sedangkan logam dasar di ShFE bergerak variatif. Aluminium turun 0,3% menjadi 18.790 yuan per ton, seng melemah 0,4% jadi 20.540 yuan, timbal hampir datar di 15.945 yuan, sementara nikel menguat 0,8% menjadi 134.290 yuan dan timah naik 0,2% jadi 216.070 yuan.

Persediaan tembaga di gudang SHFE meningkat lebih dari dua kali lipat hanya dalam waktu dua minggu menjadi 181.323 ton, Jumat, tertinggi sejak Maret tahun lalu, menunjukkan permintaan China belum mengalami pemulihan yang kuat sejak liburan Tahun Baru Imlek.

Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat karena trader mengabaikan data barang manufaktur Amerika Serikat dan menunggu petunjuk kapan Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga.

Apresiasi dolar membuat logam yang dihargakan dalam greenback lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Namun penurunan harga tembaga relatif terbatas, karena adanya gangguan pasokan tambang dan harapan pemulihan permintaan pada akhir kuartal ini.

"Laju pemulihan konsumsi setelah akhir tahun sedikit lebih lambat dari biasanya, namun masih akan terjadi pemulihan month-on-month, dan akumulasi persediaan diperkirakan melambat," kata broker Jinrui Futures dalam sebuah catatan.

Tags : Tembaga , Nikel

Berita Terkait