WHO: Jutaan Orang Terkendala Akses Layanan Kesehatan di Tengah Pandemi

| Kamis, 14/05/2020 14:11 WIB
WHO: Jutaan Orang Terkendala Akses Layanan Kesehatan di Tengah Pandemi Ilustrasi. Tenaga Medis memakai APD dan Masker (Foto: Pikiran Rakyat)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pandemi COVID-19 telah menyebabkan peningkatan kematian yang signifikan, mengganggu mata pencaharian, dan mengancam kemajuan kesehatan hampir di seluruh belahan dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut krisis yang sebenarnya tengah dihadapi saat ini adalah jutaan orang tidak mampu mengakses layanan kesehatan.

“Pandemi menyoroti kebutuhan mendesak bagi semua negara untuk berinvestasi dalam sistem kesehatan yang kuat dan perawatan kesehatan yang primer sebagai pertahanan terbaik terhadap wabah COVID-19,“ kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan resminya, Rabu 13 Mei 2020.

Ketidakmampuan untuk membayar layanan kesehatan merupakan tantangan besar bagi banyak orang. WHO memperkirakan di tahun 2020, sekitar 1 Miliar orang (hampir 13 persen dari populasi global) akan menghabiskan setidaknya 10% dari anggaran rumah tangga mereka untuk perawatan kesehatan. Mayoritas orang ini tinggal di negara berpenghasilan menengah ke bawah.

“Pandemi COVID-19 menyoroti kebutuhan kesehatan individu untuk melindungi diri dari ancaman penyakit, serta untuk mempromosikan kesehatan universal dan populasi yang lebih sehat seperti meningkatkan kebersihan dasar,” ungkap Asisten Direktur Jenderal WHO, Dr Samira Asma.

Di sejumlah daerah, kemajuan sektor kesehatan telah mandek. Cakupan imunisasi hampir tidak meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan ada kekhawatiran adanya kenaikan penyakit serta kekurangan keseluruhan layanan di dalam dan di luar sistem kesehatan untuk mencegah dan mengobati penyakit tidak menular (NCD) seperti kanker, diabetes, penyakit jantung dan paru-paru, dan stroke. Pada tahun 2016, sebanyak 71 persen dari semua kematian di seluruh dunia disebabkan oleh NCD, dengan mayoritas 15 juta kematian prematur (85%) terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Kemajuan yang tidak merata ini secara luas mencerminkan ketidaksetaraan dalam akses ke layanan kesehatan yang berkualitas. Hanya sekitar sepertiga dan setengah populasi dunia yang dapat memperoleh layanan kesehatan penting di Tahun 2017. Cakupan layanan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah masih jauh di bawah cakupan di negara-negara kaya.

Pada 2017, lebih dari setengah (55%) populasi global diperkirakan tidak memiliki akses ke layanan sanitasi yang dikelola dengan aman, dan lebih dari seperempat (29%) tidak memiliki air minum yang dikelola dengan aman. Pada tahun yang sama, dua dari lima rumah tangga secara global (40%) tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar dengan sabun dan air di rumah mereka.

“Pesan dari laporan ini sangat jelas, saat dunia memerangi pandemi paling serius, kita harus bertindak bersama untuk memperkuat perawatan kesehatan primer dan fokus pada yang paling rentan di antara kita untuk menghilangkan ketidaksetaraan yang menentukan siapa yang hidup panjang, hidup sehat dan siapa yang tidak, ”tambah Asma.

Tags : WHO , Kesehatan , Akses , Kendala