Wali Murid: PPDB DKI 2020 Kekejamannya Lebih Mematikan dari Corona

| Senin, 06/07/2020 11:46 WIB
Wali Murid: PPDB DKI 2020 Kekejamannya Lebih Mematikan dari Corona Sejumlah orang tua siswa menggelar unjukrasa terkait kisruh PPDB di Jakarta (foto istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Puluhan orang tua siswa kembali menyampaikan kekecewaan terkait proses seleksi penerimaan peserta didik baru (PPDB) DKI Jakarta yang mengutamakan kriteria usia dibandingkan prestasi dan zonasi.

Jika sebelumnya mereka menggelar aksi demonstrasi, kali ini kekecewaan itu mereka sampaikan melalui karangan bunga yang terpajang di depan kantor Gubernur Anies Baswedan, Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin, 6 Juli 2020.

Puluhan karangan bunga nampak berderet di sepanjang jalan depan Balai Kota DKI dengan berbagai narasi kritik.

"Selamat kepada Disdik dan Gubernur DKI atas kebijakan PPDB DKI 2020 yang kekejamannya lebih mematikan dari pada virus corona," demikian tulisan dalam karangan salah satu karangan bunga.

Ada pula yang meminta Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana untuk turun. " Pecat Ibu Nahdiana Kadisdik DKI. Dari anak anak lulusan 2020 yang terzolimi olehmu."
 
Sebelumnya, Permendikbud No. 44 tahun 2019 tentang PPDB TK, SD, SMP, SMA dan SMK, menyebutkan seleksi PPDB SMP dan SMA dilakukan dengan memprioritaskan jarak tempat tinggal terdekat, baru kemudian usia.
 
Ini berbeda dengan seleksi jalur zonasi dan perpindahan orang tua atau wali di jenjang SD, di mana usia menjadi urutan pertama disusul jarak tempat tinggal dan sekolah.
 
Aturan itu dikeluhkan oleh sejumlah orang tua siswa yang berdemo di halaman Balai Kota DKI Jakarta sambil membawa bukti hasil seleksi PPDB jalur afirmasi yang rata-rata meloloskan anak usia lebih tinggi.

 

Tags : PPDB , Jakarta , Corona

Berita Terkait