Mangrove Center dan Upaya Penyelamatan Kawasan Pesisir

| Senin, 11/12/2017 10:36 WIB
Mangrove Center dan Upaya Penyelamatan Kawasan Pesisir Ilustrasi pohon mangrove di pesisir pantan (foto: istockphoto.com)

PASURUAN, RADARBANGSA.COM - Isu lingkungan dan perubahan iklim baru-baru ini yang telah bergulir turut membuat Kampus Politeknik Kelautan dan Perikanan(Poltek KP) Kabupaten Sidoarjo ingin ambil bagian dan berperan untuk memberikan sumbangsih dalam menjaga dan melestarikan lingkungan, khususnya kawasan pesisir di Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan.

Kawasan yang terletak di Desa Pulokerto Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan merupakan lokasi yang dipilih untuk membuat inovasi Mangrove Center dan Studi Pengembangan Pariwisata Kawasan Tambak Desa Pulokertosebagai upaya mencegah abrasi pesisir sekaligus menjaga kualitas air dan ekosistem di sepanjang Desa Pulokerto.

Berdasarkan informasi dari Nanang Rohman, salah satu Petani Tambak di Desa Pulokerto saat diwawancarai(9/12/17), mengungkapkan bahwa Mangrove Center ini sangat penting sekali bagi keberlanjutan lingkungan di kawasan tambak dan pesisir di Desa Pulokerto khususnya terkait tambak dan pesisir serta perikanan.

“Mangrove center ini penting sangat sekali dalam rangka menjaga lingkungan dan ekosistem, terutama menyangkut kualitas air dan habitat ikan di kawasan tambak,” ungkap Nanang.

Mangrove Center kendati dimiliki oleh Kampus Poltek KP Sidoarjo, namun manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat Desa Pulokerto yang sampai hari ini bisa merasakan dan menikmatinya.

“Manfaat dari adanya Mangrove Center tentu ya banyak, misalnya untuk menjaga terjadinya abrasi di sekitar pesisir, kualitas ikan dan airnya bagus serta masih terjaga. Lebih dari itu kan ini untuk masa depan anak cucu kita,” sambung Nanang.

Nanang Rohman yang juga Pendamping Lokal Desa (PLD) Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan salah satunya mendampingi Desa Pulokerto kemudian menceritakan tentang sejarah Mangrove Center, bahwa awalnya masyarakat di Desa Pulokerto kurang berkenan bahkan tidak menyukai pohon mangrove, karena dianggap membuat kotor lahan tambak. Tapi ternyata akhirnya Warga Pulokerto sadar bahwa pohon mangrove itu sangat penting.

“Kala itu warga masyarakat menolak dengan akan dibangunnya Kawasan Mangrove Center di Desa Pulokerto, lalu pada Tahun 2006 hasil produktivitas tambak menurun. Kemudian dibandingkan dengan tambak yang ada pohon mangrovenya. Alhasil, ternyata tambak yang ada mangrove-nyahasilnya panen ikannya lebih bagus,” kisah Nanang yang juga Sekretaris Kelompok Petani Tambak.

“Akhirnya,Tahun 2007 Poltek KP Sidoarjo membentuk sebuah Kelompok Petani Tambak Desa Pulokerto yang merupakan mitra Poltek KP Sidoarjo, yaitu Kelompok Petani Tambak‘Sumber Jaya’,dengan KetuanyaHaji Ismail dan seketarisnya saya sendiri,” sambungnya.

Lebih dalam Nanang mengisahkan, melalui ‘tangan dingin’ dan pemikiran Kepala Lapangan Poltek Sidoarjo,saat itu dijabat oleh Bambang Suprakto.Berawal dari niat baik dan sosialisasi intensif tentang pentingnya mangrove. Poltek KP Sidoarjo memberikan program kepadaKelompok Petani Tambak,yaitu Penanaman Seribu Mangrovedi Desa Pulokerto.

“Setelah lima tahun berjalan, akhirnya sukses dan mulai terasa dampaknya, dan sering beliau (Bambang Suprakto, Red)memberikan memotivasi kepada teman-teman Kelompok Petani Tambak, yaitu walau kita tidak mendapat dampak positif secara nominal tapi kita sudah bisa menolong masyarakat dunia dengan mengatasi atau mengurangi panas global dan  bisa meningkatkan pencaharian   masyarakat sekitar ,karena bibit udang ikan dan kepiting bisa aman di akar-akar mangrove,” pungkasnya.

Pusat Studi Mangrove (Mangrove Center) Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo di Desa Pulokerto Kecamatan Kraton Kabupaten Pasuruan yang diresmikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sharif C Sutardjo, pada 4 Juli 2014 tersebut, telah dikunjungi 4 negara. Yaitu, Cili, Jepang, Cina, dan Australia. (oleh: Muchammad Rochim)

Tags : Mangrove , Pesisir , Perubahan Iklim

Berita Terkait