Azhar Arsyad, Sosok di Balik “Pecah Telur” PKB di Sulawesi Selatan

| Selasa, 28/05/2019 21:21 WIB
Azhar Arsyad, Sosok di Balik “Pecah Telur” PKB di Sulawesi Selatan Ketua DPW PKB Sulsel, Azhar Arsyad (dok DPW PKB Sulsel)

RADARBANGSA.COM - Dinamika Pemilihan Umum 2019, membawa perubahan signifikan terhadap jumlah perolehan suara Partai Politik, tak terkecuali di Sulawesi Selatan (Sulsel), salah satu yang dianggap sangat fenomenal adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Betapa tidak, hasil suara untuk DPR-RI partai yang kerap dianggap `sebelah mata` itu berhasil mendudukan dua kadernya untuk Dapil 1 dan Dapil 2. PKB di Sulsel `pecah telur`, baru kali ini mengirim untuk DPR RI semenjak pemilu 2004. Sementara DPRD Sulsel partai ini berhasil mengatrol delapan kursi dari tiga kursi di pemilu sebelumnya, menjadi capaian tertinggi PKB Sulsel.

Sejak awal berdiri, PKB bertekad membawa perubahan kondisi politik di Indonesia serta ingin menjadi kendaraan bagi seluruh masyarakat. PKB lahir secara formal jelang era reformasi tahun 1998.

Meski begitu, PKB sesunguhnya adalah kelanjutan gerak politik ormas Nahdlatul Ulama (NU) yang pernah menjadi salah satu pemenang pemilu ditahun 1955. Pada pileg 2019, Partai ini di Sulsel baru menunjukkan `taringnya`.

Sebagai Ketua PKB Sulsel, Azhar memiliki andil dan peran sentral dalam membesarkan Partai. Selain itu, tipologi kepemimpinan Azhar yang mamaksimalkan potensi dan tidak mau `setengah-setengah` dianggap berhasil membangun citra dan peforma partai dengan baik.

Jika melihat latarbelakangnya, Azhar Arsyad, tentu bukan nama yang begitu asing di Sulsel. Utamanya, mereka yang bergelut di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan yang bergelut di organisasi kepemudaan dan keislaman di Sulsel.

Lahir 1 September 1967, Ia merupakan tokoh senior di lembaga non goverment (NGO) dan kepemudaan. Pernah aktif sebagai Koordinator Forum Informasi dan komunikasi Organisasi Non Pemerintah (FIK Ornop) Sulsel, pengurus KNPI Sulsel, Ketua PMII Cabang Makassar, ketua GP Ansor Sulsel serta pernah menjadi Sekjen PB DDI.

Baginya aktivitas yang dijalani sederhana saja, ia merasa harus bertanggung jawab menyelamatkan kepentingan rakyat atau kepentingan orang banyak. “Rakyat harus diberi ruang, dengan mengedepankan aspirasi rakyat," kata Azhar.

Dirinyapun mengakui sempat ditawari sejumlah partai politik, namun tak membuat dirinya cepat tergiur dan melabuhkan pilihannya di partai politik yang menggodanya. Sampai pada akhirnya, ia tertambat dengan PKB.

Salah satu alasannya, PKB cocok dengan pemahaman gerakannya selama ini. Apalagi setidaknya kini PKB, dengan dua tageline Politik Rahmatan Lil ‘alamin dan PKB Membela Rakyat menjadi sangat familiar, dan menjadi representasi flatfoam PKB yang sesuai dengan cara pandangnya.

Dua tageline ini pula melengkapi tageline-tageline PKB sebelumnya, yang juga dianggap punya daya magis, seperti Maju Tak Gentar Membala Yang Benar, Green Partai, Partai Advokasi hingga Indonesia Lahir-Batin.

Perolehan suara PKB yang meningkat tajam, bukan hanya di tingkat provinsi dan pusat, perolehan suara PKB di kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulsel pada Pemilu Legislatif Tahun 2019 meningkat tajam dibandingkan dengan raihan suara di Pemilu Legislatif tahun tahun sebelumnya dengan 51 kursi di DPRD di Kabuapten Kota di Sulsel.

Pada Pemilu 2004, PKB Sulsel meraup 75.146 Sedangkan pada Pemilu 2009 perolehan suara mengalami kenaikan sebanyak 3000 suara lebih, yaitu 78.830. “Pada Pemilu 2014 suara PKB mencapai 

235.856. Dan alhamdulillah Pemilu 2019 suara PKB naik drastis menjadi 332.332,” kata Azhar dikutip sejumlah media.

Keberhasilan PKB tentu terkait dengan kerja-kerja politik partai dan jika ditilik lebih dalam, anatomi energi dasar PKB, memiliki tema besar yaitu: Islam moderat, Kemanusiaan-kebhinekaan, dan Kerakyatan.

Tiga spirit besar ini menjadi “tenaga dalam” kader PKB menghadapi dinamika berlapis. Azhar mengakui PKB  yang merupakan sayap siyasah NU meyakini mempunyai nalar politik yang “tajam” dengan “modal politik" yang besar, salah satunya fanatisme massa.

Pertanyaannya kini seberapa “cerdas” para kader PKB menginternalisasi hal tersebut sehingga dapat menjadi konstribusi yang baik yang diberikan kepada masyarakat.

Dalam tema tersebut, Azhar yang juga alumni Fakultas Hukum UMI tersebut menyampaikan, PKB berusaha ingin memberikan panutan sebagai partai politik yang tak sekadar pragmatis mengejar targetnya dalam akumulasi suara.

Namun, lebih berkembang sebagai parpol yang santun serta mengedepankan kepentingan bersama sebagai sebuah elemen demi kepentingan masyarakat daerah dan bangsa.

Saat ini, Azhar terpilih menjadi anggota DPRD Sulsel dari dapil Pinrang Sidrap dan Enrekang. Ia memandang PKB perlu untuk membuat semacam ‘kawasan penyangga’ di segala ini, setidaknya dengan cara, menciptakan kader-kader partai yang memahami berbagai masalah daerah dan bangsa, memperkuat loyalitas dan integritas kader terhadap visi-visi PKB, NU dan kebangsaan, mendidik kader-kader yang siap bekerja untuk kepentingan dan masa depan Partai dan rakyat. (Ismail Mangngaga)

Tags : PKB , Azhar Arsyad , Sulsel