LIPI: Arogansi Industri Perburuk Lapisan Ozon

| Jum'at, 25/09/2020 18:01 WIB
LIPI: Arogansi Industri Perburuk Lapisan Ozon Komoditas Batubara Jadi Ancaman Krisis Lingkungan (Foto: Porto News)

CILACAP, RADARBANGSA.COM – LAPISAN ozon adalah cermin perilaku manusia. Bumi bersih lapisan ozon juga kuat, dan sebaliknya kerusakan lapisan ozon merupakan indikator betapa buruknya penduduk bumi memperlakukan lingkungan.

Peneliti LIPI, Anto Tri Sugiarto Ahli Plasma dan Suherman menyampaikan jika penyebab rusaknya lapisan Ozon utamanya karena arogansi industri, terutama yang memakai material perusak ozon. Mereka ini merupakan pelaku terbesar kerusakan lingkungan dengan pencemaran udara, air, dan tanah.

“Bila lapisan ozon tidak dirawat maka tinggal menunggu waktu saja bumi ini akan menjadi kuburan massal para penghuninya,”

Anto menekankan bila hal ini tidak segera ditanggulangi, penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet yang membahayakan masuk ke permukaan bumi

Penyebab lapisan ozon yang terus menipis karena berasal dari pencemaran dari gas klorofluorokarbon (CFC) dan efek rumah kaca yang diakibatkan oleh berbagai gas yang mencemari udara.

“Dampak yang langsung terasa pada manusia karena pengaruh lingkungan yang tidak sehat yang sering tereskpos di antaranya adalah menurunnya kekebalan tubuh, kanker, katarak, penuaan dini—dengan ciri-ciri: kerut, flek, kusam, kering, dan kasar. Itu semua karena pengaruh lingkungan terutama ultraviolet,” ungkap Anto dalam Artikel yang diterbitkan LIPI, minggu ini.

Bencana ekologi lain yang terjadi adalah mencairnya gunung es di kutub karena suhu yang menghangat. Bila hal ini dibiarkan terjadi; sedikit demi sedikit daratan akan tenggelam, mikroorganise perairan akan mengalami kematian massal dan mengurangi produsi oksigen alami, serta keseimbangan ekosistem akan terganggu.

“Itulah beberapa contoh bencana yang menunjukkan betapa keberadaan manusia di muka bumi ini akan terancam apabila lapisan ozon berlubang apalagi sampai hilang,” ungkap Anto.

Ia lantas menjelaskan apabila merawat lapisan ozon menjadi komitmen masyarakat bersama, maka penggunaan green technology, salah satunya ozon, dalam semua proses industri, sanitasi, dan konsumsi menjadi keniscayaan. Data Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas, 2018) menunjukkan bahwa ternyata stunting diakibatkan oleh 40 persen gizi buruk dan 60 persen karena air dan sanitasi yang buruk.
 
“Sebagian negara maju kini sudah melarang menggunakan Air Conditioner (AC) dan lemari pendingin dengan kandungan bahan perusak ozon seperti CFC, halon, karbon tetraklorida, dan metil kloroform. Pengelolaan air minum dan pengelolaan air limbah juga sudah berbasis ozon. Kolam-kolam renang bertaraf internasional juga sudah melarang penggunaan kaporit dan beralih ke ozon,” jelasnya.

Anto mengatakan kini, diperlukan sebuah penyadaran dan komitmen pada semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama menyelamatkan bumi dan lapisan ozon. Karena kita hanya memiliki dua pilihan: beralih kepada green technology (ozon) atau musnah ditelan bencana karena lubang ozon.

 

 

 

Tags : ozon , ac , industri , kulkas ,

Berita Terkait