Sambut Gagasan Cak Imin, Kiai Busyro: Tarekat Keseharian NU

| Rabu, 23/05/2018 04:43 WIB
Sambut Gagasan Cak Imin, Kiai Busyro: Tarekat Keseharian NU Suasana diskusi bertajuk Mahabbah Puncak Laku Tarekat Tangkal Radikalisme bersama KH Busyro Karim (Ist)

SUKABUMI, RADARBANGSA.COM - Menangkal radikalisme dengan jalan tarekat kembali jadi perbincangan. Jelang buka Puasa bersama 22 Mei 2018, Relawan Posko C1NTA Sukabumi gelar pengajian tasawuf dengan topik “Mahabbah (Cinta) sebagai puncak Laku Tarekat dalam menangkal radikalisme".

Ketua MUI Ciracap, KH. Busyro Karim yang hadir sebagai narasumber pada kesempatan itu menyatakan mahabbah merupakan suatu tahap akhir dari proses suluk atau menempuh jalan kehambaan kepada Sang Pencipta.

“Seseorang yang sudah mahabbah atau cinta tidak menganggap negatif kepada Allah, juga makhluk-Nya. Tidak benci terhadap makhluk,” kata Kiai Busyro.

Pada kesempatan itu Kiai Busyro juga menanggapi positif gagasan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar baru-baru ini tentang Narapidana Terorisme dibina oleh NU dengan jalan tarekat. “Tarekat adalah jalan keseharian Nahdliyyin,” tegas Syuriah MWC NU Ciracap ini.

Lebih lanjut menanggapi pertanyaan tentang cara pembinaan korban radikalisme, Pengasuh Pesantren Darul Ulum Ciracap Sukabumi ini hendaknya proses bertahap.

“Bila para korban teroris atau radikalis ini adalah korban cuci otak, maka penanganannya pun diawali dengan cuci otak dan menyuburkan batin tentunya,” terangnya.

Kiai yang rutin bulanan mengadakan manakiban syeikh Abdul Qodir Jailani dan Tarekat qodiriyyah wanashabandiyyah untuk para santri ini menambahkan kedangkalan pemahaman tentang ajaran agama juga menjadi pemicu.

"Misalnya pengertian ukhuwah Islamiyyah periode Mekah maknanya berbeda dengan periode Madinah. Periode Mekah ukhuwah Islamiyah dihadapkan kepada kaum Kafir, sedangkan Ukhuwah Islamiyah periode Madinah tidak dihadapkan kepada kaum kafir tapi pada penguatan masyarakat muslim sendiri sebagai masyarakat madani atau civil society,” katanya.

“Karena itu ayat perintah perangilah musyrikin hendaknya dipahami dengan pemahaman teks ayat berikut keadaan yang melatarbelakangi turunnya ayat, juga dikuatkan dengan perangkat ilmu tafsir secara utuh,” sambungnya.

Selain pemahaman, Kiai Busyro juga menegaskan pentingnya Tarekat sebagai jalan menyuburkan batin sebagai upaya meraih esensi ajaran agama. Dimulai dari Taubat sebagai pintu ibadah dan asas laku kebaikan, kemudian wara`, Qana`ah, Zuhud, tawakal, Ikhlas dan puncaknya bertemu pada level Mahabbah.

Diskusi menyambut gagasan Muhaimin Iskandar yang akrab disapa cak imin ini diikuti oleh relawan, santri dan santriwati senior Pesantren di wilayah Ciracap, Sukabumi.

Tags : Cak Imin , Kiai Busyro Karim , NU , Terorisme

Berita Terkait