Pentingnya Pemanfaatan Biofuel Untuk Hindari Krisis Energi  

| Jum'at, 28/08/2020 15:50 WIB
Pentingnya Pemanfaatan Biofuel Untuk Hindari Krisis Energi    Energi Fosil (Foto: Porto News)

CIBINONG, RADARBANGSA.COM – Sampai saat ini pemenuhan kebutuhan energi sebagian besar masih berasal dari energi fosil.

Energi fosil yang banyak digunakan tentu akan semakin terkikis dan dapat memicu terjadinya  krisis  energi.

Untuk mestubtitusi sumber daya alam yang akan segera terkikis ini maka pemerintah saat ini tengah menggalakkan penggunaan sumber energi baru dan terbarukan (EBT).

Sumber EBT ini juga diklaim sebagai sumber energi alternatif yang bersih, ramah lingkungan, dan sangat berkelanjutan.

Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dwi Susilaningsih memaparkan jika biofuel generasi tiga dapat menjadi solusi krisis energi untuk penyediaan biofuel yang tidak bersaing dengan pangan dan pakan.

Perlu diketahui, jika saat ini terdapat tiga jenis biofuel. Biofuel generasi pertama yang paling populer adalah  biodiesel,  minyak  nabati,  biogas,  bioalkohol, dan syngas. Biofuel generasi  kedua  meliputi  biomassa  lignoselulosa  atau  tanaman. Sedangkan untuk biofuel generasi tiga banyak menggunakan  material  mikroorganisme  (mikrob  fotosintetik dan  mikroalga).

Dwi menjelaskan Biofuel generasi ketiga ini dapat diaplikasikan di segala area dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan ramah lingkungan.

"Hasil penelitian biofuel generasi ketiga produksi gas hidrogen dari mikrob fotosintetik dan mikroalga dengan fotofermentasi fakultatif anaerob  menghasilkan  rendeman  gas  hidrogen, antara  6 sampai 12 persen  per  berat  kering  biomassa  atau  substrat  yang digunakan,” jelas Dwi.

Pihaknya saat ini juga terus melakukan penelitian mulai dari koleksi mikrob fotosintetik dan mikroalga, bioprospeksi untuk bioenergi, dan rekayasa prosesnya.

“Selanjutnya, berkembang opini biofuel generasi keempat yang menekankan pada terobosan teknologi baru, penggunaan lahan tidur dan lahan marginal,” ungkap Profesor Riset bidang Bioproses tersebut.

Lebih lanjut, Dwi menyebut jika dibutuhkan sebuah bentuk kerja  sama  dengan  para  pemangku kepentingan  untuk  aplikasi  riset  di  lapangan.

Bentuk kerja sama ini salah satunya berupa membantu aplikasi riset dengan pendanaan yang cukup, sehingga hasil riset di laboratorium  dapat  divalidasi dan layak secara komersial dan ramah lingkungan. 

 

Tags : Biofuel , Krisis Energi , Biofuel Gen 3

Berita Terkait