Pemprov Bali Kembali Surati Presiden Prabowo, Harap Hadiri Pembukaan PKB XLVII 2025

RADARBANGSA.COM - Menjelang perhelatan akbar Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 yang tinggal sepekan lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali kembali melayangkan undangan resmi kepada Presiden Prabowo Subianto untuk membuka acara tersebut pada Sabtu, 21 Juni 2025 mendatang.

Melalui Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, surat undangan kembali dikirim pada 11 Juni lalu dan diantarkan langsung ke Sekretariat Negara oleh Kepala Dinas Kebudayaan Bali, I Gede Arya Sugiartha. Ini merupakan kali kedua surat undangan disampaikan, setelah sebelumnya dikirim pada April 2025.

"Ya, saya bawa (surat undangan) tanggal 11 Juni kemarin. Saya diterima staf sekretariat negara, dan surat akan segera disampaikan kepada pimpinan untuk mendapat arahan lebih lanjut," ujar Arya Sugiartha, Minggu (15/6).

Meski demikian, Arya menyebut hingga saat ini belum ada kepastian dari pihak Sekretariat Negara mengenai kehadiran Presiden. "Belum ada (informasi Presiden Prabowo membuka PKB), kita masih menunggu," tambahnya.

Gubernur Bali, Wayan Koster, sebelumnya juga telah mengungkapkan harapannya agar Presiden Prabowo bisa hadir membuka PKB tahun ini. Menurutnya, kehadiran Presiden akan memberikan semangat dan makna lebih pada acara budaya tahunan yang menjadi kebanggaan masyarakat Bali tersebut.

"Kami memahami jadwal Presiden sangat padat. Namun, kami berharap setidaknya ada perwakilan dari pemerintah pusat, seperti menteri, yang bisa hadir," ujar Koster.

Hal yang sama juga di sampaikan oleh Ketua DPD Partai Gerindra Bali, Made Muliawan Arya atau De Gadjah. Ia berharap Presiden dapat hadir untuk pembukaan acara ini. Bahkan ia telah berkomunikasi langsung dengan Prabowo terkait undangan tersebut.

"Saya sudah sampaikan ke Pak Prabowo, tapi beliau ada agenda ke luar negeri dari 15 sampai 25 Juni 2025. Meski begitu, kami terus berupaya dan mengupdate informasi, semoga beliau bisa hadir," kata De Gadjah.

PKB XLVII Tahun 2025 menjadi salah satu momentum penting dalam kalender budaya Bali, yang rutin digelar setiap tahun dan menjadi panggung ekspresi seni serta pelestarian warisan budaya lokal.