Utang Luar Negeri Tumbuh di Triwulan III 2021, Capai Rp6.000 T

| Senin, 15/11/2021 12:50 WIB
Utang Luar Negeri Tumbuh di Triwulan III 2021, Capai Rp6.000 T Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Melemah (Foto: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III 2021 sebesar 423,1 miliar dolar AS atau setara Rp 6.006 Triliun.

ULN tumbuh 3,7 persen year on year (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 2 persen (yoy). Perkembangan tersebut disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ULN sektor publik  dan sektor swasta.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan bahwa ULN pemerintah tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Posisi ULN Pemerintah pada periode itu sebesar 205,5 miliar dolar AS atau tumbuh 4,1 persen (yoy). Ini lebih rendah dari pertumbuhan triwulan II 2021 sebesar 4,3 persen (yoy). Perkembangan tersebut disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman seiring lebih tingginya pinjaman yang jatuh tempo dibanding penarikan pinjaman. 

"Hal ini terjadi di tengah penerbitan Global Bonds, termasuk Sustainable Development Goals (SDG) Bond sebesar 500 juta Euro, yang merupakan salah satu penerbitan SDG Bond konvensional pertama di Asia. Penerbitan SDG Bond ini menunjukkan upaya Indonesia dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan dan langkah yang signifikan dalam pencapaian SDG," kata Erwin dalam keterangannya, Senin 15 November 2021.

Erwin menegaskan bahwa ULN pemerintah dikelola secara hati-hati dan kredibel serta akuntabel. Dari sisi risiko refinancing, posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.

"ULN Bank Sentral mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya meski tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang. Dibandingkan triwulan II 2021, posisi ULN Bank Sentral pada triwulan III 2021 mengalami peningkatan sebesar 6,3 miliar dolar AS menjadi 9,1 miliar dolar AS terutama dalam bentuk alokasi Special Drawing Rights (SDR)," ucap dia.

Sementara itu posisi ULN swasta tumbuh sebesar 0,2 persen (yoy), setelah pada periode sebelumnya mengalami kontraksi 0,3 persen (yoy). Pertumbuhan ULN swasta tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 1,0 persen (yoy) atau melambat dari 1,6 persen (yoy) pada triwulan II 2021.

Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi sebesar 2,7 persen (yoy) atau lebih rendah dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar 6,9 persen (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada triwulan III 2021 tercatat sebesar 208,5 miliar dolar AS. 

"ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,1 persen terhadap total ULN swasta," lanjutnya.

Tags : ULN , Utang Luar Negeri