Halaqoh Kebangsaan

Radikalisme Subur di Medsos, Eem: Halau dengan Aswaja

| Sabtu, 11/11/2017 18:35 WIB
Radikalisme Subur di Medsos, Eem: Halau dengan Aswaja Halaqoh Kebangsaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. (Ist)

CIANJUR, RADARBANGSA.COM - Serbuan paham radikal di Indonesia menjadi momok mengerikan yang dapat mengancam keutuhan persatuan dan kesatuan bangsa.

Serentetan kasus dan praktik radikalisme kerap muncul tetiba dan tak jarang mengakibatkan sejumlah warga tak berdosa meninggal dunia. Tak hanya yang tua, anak-anak kecilpun tak luput dari serangan ini.

Tentu persoalan tersebut tak boleh dibiarkan. Memang pemerintah Indonesia sudah mengerahkan ragam upaya untuk menghalaunya. Persatuan dan kesatuan bangsa adalah final dan harus terus dipupuk agar tumbuh bersemi, tak mudah dirongrong radikalisme.

Inilah yang melatarbelakangi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggekar Halaqoh Kebangsaan bertajuk Mengamalkan Aswaja Mengamankan Indonesia di Ponpes Assalam, Cianjur, Jawa Barat.

"Selaku Tuan rumah dan masyarakat mengucapkan selamat datang dan terimakasih sebesarnya kepada Bapak Ibu dari PKB yang sudah mau datang dan silaturahmi kemari, Insya Allah kita semua mendapatkan berkah," kata Pengasuh Ponpes Assalam, KH Muin Kamal dalam sambutannya, Sabtu 11 November 2017.

Anggota Fraksi PKB DPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz mengatakan, salah satu cara yang paling memungkinkan dilakukan untuk menghalau radikalisme adalah memperkuat ideologi Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja).

Kampanye tentang nilai luhur Aswaja, kata Eem, menjadi sebuah keharusan lantaran paham ini mamou merangkul persatuan ditengah ragam perbedaan bangsa, agama, etnis, sosial dan budaya.

"Hari ini kalau kita melihat di media sosial bagaimana sesama kelompok umat Islam saling menghujat, memprovokasi, membidah bahkan mengkafirkan," kata Eem.

Disinilah peran Kiai  dan Ulama sangat dinanti. Menurut Eem, fakta yang terjadi  justru banyak yang seolah mengutamakan ragam informasi di media sosial dibanding wejangan mereka. Sehingga radikalisme dapat dengan mudah merasuki penggunanya.

"Ini sangat berbahaya kalau peran media sosial ini menggantikan peran para ulama, ajengan kyai ini akan sangat bahaya," pungkas Eem.

Tags : Halaqoh Kebangsaan , PKB

Berita Terkait