Gus Imin: Kalau Guru Besar Sudah Turun Gunung, Berarti Ada Bahaya!

| Minggu, 04/02/2024 14:11 WIB
Gus Imin: Kalau Guru Besar Sudah Turun Gunung, Berarti Ada Bahaya! Abdul Muhaimin Iskandar (Cawapres RI). (Foto: istimewa)

RADARBANGSA.COM - Sejumlah Perguruan Tinggi menyampaikan seruan, kritik dan aspirasi terkait kondisi demokrasi Indonesia saat ini. Aspirasi yang disampaikan oleh para guru besar serta tenaga pendidik di Perguruan Tinggi menjadi alarm bagi perjalanan demokrasi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).

Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 01, Muhaimin Iskandar mengungkapkan bahwa aspirasi dari para guru besar sejumlah kampus atau Perguruan Tinggi di Indonesia sebagai peringatan bagi semua pihak. Apalagi, menurutnya, suara dari elemen Kampus sudah lama tidak terdengar.

"Saya termasuk yang kaget dan bersyukur. Kaget karena sudah lama Kampus tidak ada bunyinya, sudah hampir 10 tahun Kampus hanya mahasiswa, hanya BEM yang bergerak dan beberapa Perguruan Tinggi kemudian tidak merata. Hari ini merata!" ujar Gus Imin, sapaan akrabnya, dalam acara 'Slepet Imin' di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (3/2) malam.

"Rata-rata yang bersuara punya kredibel, kredibilitasnya tinggi banyak guru besar. Ini menandakan apa? Ada bahaya. Kalau sudah guru besar turun gunung itu berarti ada bahaya!" ungkapnya.

Gus Imin menerangkan, banyaknya elemen masyarakat yang bersuara karena keinginan menjaga demokrasi. Setidaknya, tutur Gus Imin, ada dua cara tepat untuk menjaganya. 

"Pertama, kepemimpinan yang betul-betul konsisten kepada nilai-nilai konstitusi. Sederhana, taat sama konstitusi saja itu artinya taat pada demokrasi, keadilan dan juga kebebasan. Itu mutlak!" imbuhnya.

"Kedua, track record lah. Saya sama Mas Anies ini tahun 90-an termasuk yang berjuang untuk reformasi dan demokrasi. Tentu kita tidak mau disebut orang yang mengkhianati apa yang kita perjuangkan bersama," tambahnya.

Untuk itu, Gus Imin menyatakan pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) ke depan akan terus mengawal demokrasi dan melindungi kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi. "Kalau saya sudah lama ngomong ada bahaya, karena itu butuh Perubahan. Perubahan itu karena ada penyelewengan demokrasi, karena itu kita harus melakukan perlawanan terhadap penyelewengan itu," kata Gus Imin. 

"Kami menjamin kebebasan berserikat, berpendapat dan demokrasi berjalan lebih seluas-luasnya sehingga rakyat bisa mewarnai pembangunan nasional kita," tuturnya.

Adapun Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang sudah bersuara antara lain: Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), Universitas Hassanudin (Unhas) Makassar, Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Universitas Islam Indonesia (UII), Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin dan Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.

Tags : Gus Imin , Guru Besar , Perguruan Tinggi , Demokrasi